Selasa, 18 November 2014

Manual
Gambar Rekayasa 2014
Asisten Dosen                   : Muhammad Iksan sanusi

Tugas                    :
1.       Membuat minimal 10 Kompetensi Dasar (hal yang ingin dan akan didapatkan setelah mengerjakan tugas besar ini) – contoh kompetensi dasar pada manual buku kuliah Ir. H. Tri Hardhono, Dipl,HE,MT.
       -          Kerjakan pada kertas A4 dan diasistensikan pada pertemuan perdana.
2.       Membuat gambar sesuai soal yang diberikan dari fakultas.
       -          Softdrawing awal dikerjakan pada kertas A3 (ikuti aturan garis pinggir dan kesesuai posisi -                 Dr. Ir. H. Soedarsono, M.Si)
       -          Softdrawing finishing/akhir dikerjakan pada kertas Kop yang disiapkan HMJ-Sipil.
       -          Ketentuan ukuran Pensil, penggaris, jenis gambar, dan lainnya dijelaskan pada proses                          asistensi.
3.       Membuat makalah mengenai pengenalan program Aplikasi Auto-Cad minimal 5 halaman.
       -          Isi : Sejarah (awal hingga sekarang), Fungsi , Jenis (tahun, 2D – 3D), Tampilan aplikasi,                      Icon-icon, Perintah-perintah standar, etc.
       -          Berikan contoh operasi.
       -          MS World fornt Calibri 11 spasi 1,5 (A4)
       -          References
Note              : No copas friends’

Ketentuan          :
1.      Semua tugas dikerjakan secara Individu.
2.      Asistensi bersama-sama (minimal 5x asistensi).
3.     Pertemuan perdana satu kelompok tugas besar ini wajib memperlihatkan surat pengantar dari               Fakultas serta setiap mahasiswa wajib membawa lembar Soal dan lembar asistensi standar.






Manual
S t r u k t u r  B a n g u n a n II  2014
Muhammad Iksan sanusi
Metode asistensi yang saya berikan dalam tugas besar ini selain untuk mengetahui segala aspek dalam pengerjaan projek gedung/rumah terutama gedung minimal 2 lantai (serupa dengan SB1) serta untuk melatih penulisan laporan standar dan bagaimana menyajikan hasil laporan dalam bentuk poster untuk presentasi dalam kasus konsultan.
Tugas    :
1.       Membuat minimal 10 Kompetensi Dasar (hal yang ingin dan akan didapatkan setelah                            mengerjakan tugas besar ini) – contoh kompetensi dasar pada manual buku kuliah Ir. H. Tri                Hardhono, Dipl,HE,MT.
       -          Kerjakan pada kertas A4 dan diasistensikan pada pertemuan perdana.
2.       Mencari proyek pengerjaan bangunan minimal 2 lantai (Ruko atau perumahan di semarang)               (maksimal sedang dalam proses pengerjaan 75%).
       -          Lengkap dengan gambar kerja, denah, tampak, dll. (minta pada konsultan / kontruktor)
       -          Brosur atau panflet iklan dari project tersebut (usahakan lengkap dengan peta lokasi)
       -          Menunjukkan proyek untuk persetujuan dari asdos (diasistensikan pada pertemuan perdana)
3.       Membuat laporan sesuai soal yang diberikan dari fakultas.
       -          Memperhatikan metode penulisan (buku panduan / manual file mata kuliah Metode                              Presentasi dan Penulisan dosen Dr. Henny Pratiwi, ST. MT. dan Dr. Ir. Gatot Rusbiantarjo,                  M.Eng.Sc, Ph.D.
       -          Susunan Laporan berdasarkan laporan SB1 namun diberi sumber informasi disetiap bab                       pembahasan serta tambahkan Abstrak English 1 lembar diakhir asistensi.
       -          Dikerjakan dengan font Calibri 11 spasi 1,15. Margin 4-4-3-3 (A4) – Ketentuan Standar                      2014
       -          Nomor halaman :    
              ·         Bab awal (lembar asistensi, soal, pengesahan, daftar isi, pustaka dll) gunakan i, ii, iii, iv,                       v pada top plain number 3
              ·         Bab utama gunakan numeric pada bottom plain number 2 (NO HEADER / FOOTER)
4.       Membuat Poster A3 mengenai project untuk dipresentasikan. Contoh :
Ketentuan          :
1.       Semua tugas dikerjakan secara kelompok (2 orang).
2.       Asistensi bersama-sama (minimal 5x asistensi).
3.       Pertemuan perdana satu kelompok tugas besar ini wajib memperlihatkan surat pengantar dari              Fakultas serta setiap mahasiswa wajib membawa lembar Soal dan lembar asistensi standar.

INTERNATIONAL DEVELOPMENT FINAL PROJECT - MINOR ICSD 2014

Hasil Akhir Poster presentasi untuk mata kuliah International Development 2014
.
Dalam poster ini saya ingin menjelaskan mengenai treeangle position dalam merumuskan masalah dan memberikan saran dalam project yang saya kerjakan mengenai Banger Polder - Pumping Station di Semarang.
Dalam poster saya ingin menjelaskan bahwa semarang memiliki masalah utama yaitu banjir yang terjadi setiap tahun bahkan setiap hari atau kita mengenalnya dengan banjir Rob. ada beberapa sebab terjadi banjir di kawasan semarang. Human streesor (kebiasaan buang sampah yang menyumbat dll), nature stressor (clime change menyebabkan air laut masuk ke daratan pantura) serta geografi semarang sendiri yang terdiri dari 2 macam geografi berupa pegunungan dan basin shape (semarang bawah).
Pemerintah sebagai pengambil keputusan sudah menyiapkan sistem Polder yang menjadi polder pertama di Indonesia mengambil contoh dari Netherland (BANGER POLDER PILOT PROJECT) namun dalam pencapaiannya masih saja banyak permasalahan yang muncul atau sulit untuk diselesaikan. kurangnya partisipasi masyarakat untuk operation dan maintenance menjadi masalah tersendiri untuk project ini. Selain itu masih sangat ribetnya sistem pengambil keputusan dalam project ini (SIMA, PU, BMKG, Balaikota Semarang, etc.) sebagai saran saya memberikan contoh sistem Decision Maker in One Door at Netherland atau Water Board HHSK.



1.1 Development
Gore (2000: 794–5) notes that in the 1950s and 1960s a ‘vision of the liberation of people and peoples’ dominated, based on ‘structural transformation’. This perception has tended to ‘slip from view’ for many contributors to the development literature. Development of a city or region to be more feasible and sustainable, should be connected each other of all sectors of development to offer and create to human life as social beings which have a right to a better life. The well developed city will always be tied to the social sectors, economic sectors, physical sectors, the service and access sector and others so all these sectors should be pursued to create the goal of development itself is to reaching modernity, economy and human improvement for all the country and the citizens involve there, for my study case in Indonesia.
Indonesia is a country which still young and is in the development process of all sectors for a better life and feasible for the entire community. The first is historical and long term and arguably relatively value free – ‘development’ as a process of change but In the process is still much problems arising out to the develop their cities, the facilities and the rules which must that apply to society, city resilience to the many environmental problems or disasters, as well as issues arising from the development of the city or the region itself. As an example of regional development efforts made by the government in Semarang - Central Java, Indonesia which located in the northern Semarang or banger area. Semarang is one of the major cities in Java island of Indonesia, the central government of Central Java is currently establishing and developing so unwittingly many other problems which raised apart from the aspects of Semarang’s geography which ranges flood almost every year.

1.2 Problem and Control
Geography of Semarang city which consists of 2 types that’s mountains (Semarang above - South) and the lower mainland (Semarang bottom - North) which basin-shaped. Because the existing geography in north Semarang especially banger so became an areas that are often exposed to water problems. The first and a main issue which the government wants and must finish in Semarang is a flooding problem which often happens either during the rainy season or flooding caused by sea level rise or infiltration and compounded still so much garbage clog the river flow. So many losses due to flood itself for long term happened. Losses city and country assets (roads, schools, offices, hospitals, central java main port), loss of investors which invest or build industry in the region (surrounding banger area are main industrial zone in Semarang), and especially is the problem of which of society felt directly caused by flooding, the house was broken so not habitable, health problems, disrupt social and economic activities that disturb the people's daily income (bad transformation). Over time the banger area became a slum area uninhabitable (External control -Trompenaars and Hampden-Turner).
Semarang government was already aware of the many losses because of flooding that occurred in the region. Government as decision makers and private parties as well as other parties which felt able to solve the problems of the region try to find the best solution and suitable to be applied in areas with high local background (local wisdom) efforts try to deal with nature as well as to create the Resiliency regency for people and communities.
One way to try deal with nature already government did is a Polder system to of handling the flood with physical buildings, which include drainage systems, retention ponds, levees that surround the area, as well as the pump and / sluice, as a single integral water management system (Pusair, 2007). Construction of polder systems cannot be done alone, but need to be planned and implemented in an integrated manner, adapted to urban planning and water management in macro. The combination of pump capacity and retention ponds must be able to control the water level in a polder area and does not have a negative impact on the macro drainage system. Completeness of physical facilities for polder systems include: embankment to isolation with sea water, drainage, retention ponds (reservoirs) and pump (Rosdianti, 2009). At the beginning of the plan Banger Polder of operations and maintenance must be run with the cooperation and participation of local inhabitants and communities so that communities around banger polder growing sense of ownership and continues to keep the polders banger. Expected with the implementation and operation of this banger polder region can reduce and removes flood and after the flooding problem solved of course the other problem will be solved such as slum areas, continues destruction of road access in the region, the disruption of economic activities and other micro and macro issues (Internal control - Trompenaars and Hampden-Turner).
1.3 Regulation
Although banger polders and some parts of supporters has been completed and ready to be operated but in reality there are still some problems in the process of project operations and maintenance in order to work in the long term and in line with expectations early or medium term development of the project. Banger Polder become a pilot project in Java island but that still has real problems ranging from top level (decision makers) up to a population of around banger polder itself.
Semarang government should work fast to complete this project considering the severity of the problem and the impact that occurs due to flooding (rainfall or sea level rise). Regulation of the project work should be done just in one door (more simple) so that future the construction and operations projects can be perfect and easy to control. If it is difficult to happen so all the parties who involve in this project must work together in a professional manner for the benefit of the community and the city of Semarang itself (regional elective – smart governance).
Semarang Government and other cities in Indonesia should be aware out of flooding problems ahead because Indonesia is an archipelago country of course many water problems. For comparison Netherlands are starting to realize the problems of floods will definitely happen in their land considering geography shape on Netherlands, therefore the Dutch government to make Water Board.
Institutional water management in the Netherlands has a high status. The governing of the Water Board have equal footing with municipality (mayor). Figure 8 strata present position of the Kingdom of the Netherlands government, provinces, municipalities and water boards. Chairman of the agency appointed by the same kingdom with the mayor The structure duty of management of water board in Rotterdam are: Operation and maintenance, Legislation & Enforcement, testing and monitoring, Preparation on climate change, Harmonization of spatial planning (integrating spatial planning, Taxation (payment / water tax) – High Uncertainty avoidance (Hofstede)

To address the flooding problems that influence a lot aspects of the city of Semarang, the government should to move quickly (top down participation and decision making) to complete the banger polder and spreading it to community around banger polder so that the public can participate in the Operations and maintaining polder banger in the long term, remember, Development’ as a long-term process of structural societal transformation.


Rabu, 29 Oktober 2014

For this year I get you Netherland

Perjananan kali ini akan sangat panjang dan menjadi pengalaman yang berharga bagi saya pribadi dan kedua teman saya tentunya. Persiapan keberangkatan kurang lebih 2 bulan mulai dari mengurus visa, tiket pesawat, asuransi dan lebih banyak lagi demi perjalanan jauh selama 3 bulan ke benua biru Eropa terutama kota Rotterdam – Belanda.
        Armada pertama       Perjalanan mulai
Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 21 jam, perjalanan yang sangat panjang namun tidak begitu terasa dengan pelayanan super dari maskapai penerbangan. Fasilitas untuk mengisi waktu 21 jam perjalanan sangat membantu menghilangkan rasa bosan kami selama duduk di bangku pesawat, mulai dari menonton berbagai macam jenis film, game hingga hidangan yang terus di tawarkan oleh pramugari pesawat. Setelah sebelumnya transit di bandara Abu dhabi – Dubai akhirnya kami tiba di bandara Schipol – Amsterdam. Kami menyempatkan untuk beristirahat sesaat sambil berkeliling bandara dan mengambil foto sebelum melanjutkan perjalanan ke rotterdam menggunakan kereta cepat. Untungnya stasiun kereta api utama di negara ini terhubung langsung dan berada di bawah tanah bandara Schipol, Sangat membantu kami yang masih bingung dengan sistem transportasi negara maju ini seperti penggunaan OV-Chipcard yaitu kartu pengganti tiket untuk semua jenis transportasi di Belanda dan sekali lagi kami beruntung bertemu seseorang yang dengan suka rela membantu kami memiliki kartu tersebut selama kami tinggal di belanda.
Pertama Kali tiba Alhamdulillah di jemput sahabat
Pertama Kali tiba Alhamdulillah di jemput sahabat
Perjalanan amsterdam – rotterdam hanya ditempuh selama 15menit dengan kereta super cepat NS dan tujuan pertama dan utama kami di rotterdam hari ini adalah rumah salah satu sahabat yang menjadi tempat tinggal kami selama di kota ini dan syukur tidak terlalu jauh dari sentral stasiun meski sekali lagi harus menggunakan transportasi publik kebanggaan rotterdam “Tram” yang dengar-dengar tahun depan akan mulai dibangun di Surabaya, Indonesia - Sound Good. Hal pertama yang terlintas ketika tiba di rotterdam adalah begitu berbeda antara amsterdam dan rotterdam, rotterdam lebih modern dibandingkan amsterdam yang lebih banyak memiliki bangunan tua versi eropa sedangkan rotterdam miliki bangunan tinggi yang sangat memperhatikan desain modern versi manhatan di Amerika. Telisik lebih dalam hal ini disebabkan karena rotterdam dibangun kembali oleh pemerintah belanda setelah German menghancurkan seluruh kota dengan Bom pada perang dunia II tahun 1945 dan hanya tersisa beberapa gedung asli yang saat ini dijadikan kantor walikota, gedung pertemuan dan beberapa museum.
Central Station Rotterdam     My Supervisor
Bicara tentang program yang saya dan kedua teman saya ikuti ini yaitu Minor International Coorperation, Resiliency and Sustainable Development yang dilaksanakan di Rotterdam University. Program ini dilaksanakan selama 6 bulan secara berkelanjutan di Indonesia nantinya. Terdiri dari kelas perkuliahan selama 3 bulan, 2 bulan penelitian dan workshop di bulan terakhir. Rasanya sangat banyak hal yang saya dapatkan di Belanda dan saya coba untuk membaginya :
International City
Rotterdam memiliki penduduk yang sangat beragam. Western, Asian, African, etc. jadinya tidak perlu bingung berkomunikasi di rotterdam ataupun belanda karena hampir semua penduduknya bisa berbahasa inggris. Tidak heran sangat banyak mahasiswa dari negara lain memilih berkuliah di belanda.
Sistem Pendidikan
Mahasiswa di rotterdam sangat aktif ketika kuliah sedang berlangsung, mereka terbiasa memberikan masukan tentang materi ataupun mengomentari yang dosen sampaikan meski kadang dengan tingkah laku yang nyeleneh bagi kami yang dari Indonesia, tapi kami mendapat teman-teman kelas yang sangat seru dan menyenangkan.
 Minor ICSD
 Makanan Halal
Sebelum keberangkatan, kami sudah diingatkan oleh kampus untuk sementara berusaha menjadi vegetarian saja untuk menghindari makanan larangan namun ternyata di belanda banyak toko yang menjual makanan halal mengingat agama Islam menjadi salah satu agama terbesar di belanda saat ini. Alhamdulillah.
Indonesian Food every where
Selain itu pula sangat banyak makanan import dari Indonesia dan restoran-restoran yang menjual makanan Indonesia di rotterdam. Sate, Soto, Rendang dan masih banyak lagi yang membantu kami ketika kangen Indonesia melanda. Selain itu hal ini sangat membanggakan Indonesia sih sebenarnya.
Kota Sepeda
            Meski memiliki transportasi umum yang sangat maju namun tetap saja bersepeda adalah pilihan utama penduduk rotterdam ataupun belanda untuk beraktifitas. Jalur sepeda menjadi jalur utama yang pemerintah siapkan sehingga pengguna menjadi sangat nyaman, termasuk kami yang selalu menggunakan sepeda untuk ke kampus. Lebih cepat, lebih murah dan lebih sehat tentunya. Ayo gunakan jalur sepeda yang pemerintah Indonesia siapkan untuk bersepeda.
IMG_0943
Pengontrol Air yang Handal
Menurut informasi yang dosen saya sampaikan di kelas bahwa sebanyak 20% darata di belanda itu berada di bawah air laut setinggi maksimal 2 meter jadinya tidak heran pemerintah belanda harus bekerja keras untuk menyelamatkan kawasan mereka dan salah satu inovasi yang mereka lakukan adalah dengan membangun kincir angin untuk menyedot air yang masuk ke daratan. Kincir angin sendiri pun menjadi iconik negara ini. Selain itu terdapat pula bendungan-bendungan air hampir disetiap kawasan di belanda. Sangat hebat untuk di contoh di semarang atau kota lain di Indonesia yang menjadi langganan banjir.
IMG_1242
Trip to Europe
            Sudah di eropa jadi hal yang wajib untuk di lakukan adalah trip ke negara-negara tetangga belanda mengingat visa Schangen berlaku untuk 20 negara di benua eropa. Beberapa negara tetangga belanda yang rasanya wajib untuk di datangi  seperti Brussel - Belgium, Berlin – Germany, Barcelona – Spain, dan tentu saja Paris – Prancis. Semoga bisa terkabul semua, amin.
Hal-hal tersebutlah yang akan menjadi kenangan saya selama di benua eropa yang sebenarnya diri sendiri pun terkadang masih tidak menyangka bisa berapa di posisi ini, di benua Eropa yang prestisius dengan negara-negara yang maju, menjadi impian sebagian besar teman-temanku di bangku sma dan kuliah, siapa yang sangka kesempatan datang di akhir bangku kuliah, mengingat saat ini menjadi angkatan paling senior di sipil fakultas Teknik Unissula. Sempat galau antara kerjakan skripsi atau terbang ke belanda tapi kesempatan tidak datang dua kali dan akhirnya yes here I’m. Terus berusaha untuk maju itu kuncinya, pasti akan ada jalan yang Allah bukakan. Sukses untuk teman-teman yang menjadi mahasiswa baru di kampus go International, Unissula – Semarang.

Senin, 16 Juni 2014

EKONOMI REKAYASA / EKONOMI TEKNIK

POKOK BAHASAN 1 : Pengenalan istilah-istilah pada ekonomi rekayasa

1. Pendahuluan
Semua aspek pembangunan fisik dalam bidang Teknik Sipil adalah merupakan realisasi dari hasil gagasan atau rekayasa studi yang dibuat dalam suatu bentuk Program Pembangunan Proyek dengan sasaran akhir adalah akan bermanfaat bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Untuk melaksanakan suatu pekerjaan pembangunan Proyek seringkali akan dihadapkan pada banyak pilihan diantara berbagai kemungkinan rencana, desain, metode dan prosedur pelaksanaan. Setiap alternative tersebut memiliki konsekwensi waktu, biaya dan manfaat yang menunjukan suatu profil investasi yang kusus. Bagaimana memilih profil investasi yang paling menguntungkan dari beberapa alternative yang memungkinkan, proses pemilihan tersebut merupakan hal yang perlu dilakukan terkait dengan investatsi yang direncanakan. Menjawab pertanyaan kenapa kegiatan investasi harus dilakukan, apakah perlu ada kegiatan investasi lain sebagai alternative, apakah kegiatan investasi bisa tetap dilaksanakan atau sebaliknya harus dibatalkan, adalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sebelum kegiatan investatsi dilakukan.
Ilmu ekonomi teknik merupakan implementasi prinsip ilmu ekonomi yang diterapkan dalam bidang Proyek Pembangunan Teknik Sipil. Untuk membangun suatu Proyek diperlukan Dana sebagai bentuk Investasi yang bisa diambil dari berbagai Lending Agency (Bank), baik per-Bank-an Nasional dalam negeri maupun International- ADB, World Bank. Ditinjau dari sudut pandang studi ekonomi teknik maka Investasi dana yang dipakai untuk pembangunan fisik Proyek diproyeksikan akan menguntungkan secara financial pada saat proyek dioperasikan. Dana Investasi tersebut adalah merupakan Cost yang harus bisa “ditarik kembali” dalam wujud “Cost Recovery” dan “keuntungan” atau “Benefit” dari hasil operasional Proyek. Dana pinjaman yang didapat dari per-Bank-an secara ekonomis akan diberikan dengan suatu ‘Balancing Rate” atau “Interest Rate” yang dikenal sebagai Bunga Per-Bank-an yang besarnya tergantung dari kesepakatan yang didasarkan pada pengaruh ”inflasi” – “kondisi moneter nasional”- “faktor resiko” dan lain sebagainya. Dengan adanya beban pinjaman dan bunga pinjaman serta biaya operasioal dan pemeliharaan proyek yang akan harus dikeluarkan sehingga proyek dapat
berfungsi dan akan menghasilkan produk-produk sebagaimana yang direncanakan maka akan dilakukan Analisis Ekonomi, sehingga Proyek yang direncanakan tersebut akan berada pada kondisi yang cukup bisa diterima atau layak untuk diteruskan dan menguntungkan untuk dibangun atau sebaliknya harus dibatalkan.karena Proyek akan merugi.
Materi kuliah ini disusun dengan pembahasan tentang: pengertian “Proyek” termasuk didalamnya adalah “Proyek Pengembangan Sumber Daya Air”; membahas tentang matematika keuangan yaitu prinsip-prinsip atau konsep tentang uang, bunga, cara perhitungan dengan discounting, compounding, annuity yang merupakan uraian atas konsep time value of money, yaitu nilai uang berdasarkan atas waktu tinjau; Cost suatu Proyek Pengembangan; Biaya Tetap dan Biaya Tambahan; Biaya Tangible dan Intangible;biaya langsung dan biaya tidak langsung; biaya yang tidak diperhitungkan (overhead cost) dan biaya contingencies lainnya. Pembahasan juga akan dilakukan terhadap aspek manfaat atau keuntungan (Benefit) yaitu bagaimana memperkirakan manfaat suatu proyek Pengembangan Sumber Daya Air. termasuk didalamnya bagaimana memperkirakan manfaat langsung dan tidak langsung, manfaat yang tangible dan intangible, manfaat saat proyek selesai dan manfaat pada saat full development suatu proyek. Pembahasan selanjutnya adalah tentang tiga parameter pokok dalam evaluasi Proyek yaitu Net Benefit, Benefit Cost Ratio, dan nilai Internal Rate of Return, yang merupakan konsep tentang “Feasibility Study” atau Studi Kelayakan suatu Proyek.

1.1.Pembangunan Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal/resources/factor produksi untuk mencapai suatu tujuan/target tertentu sedemikian rupa sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) setelah suatu jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu investasi, dan untuk menghindari pelaksanaan proyek yang tidak atau kurang menguntungkan serta untuk memilih alternative proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Analisa ekonomi dalam studi Pengembangan Sumber Daya Air sudah merupakan hal yang rutin baik dalam Tahap Master Plan, Reconnaissance, Appraisal. Feasibility Study, saat pembuatan Project Copletion Report (PCR) maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu Proyek Pengembangan terutama yang dibiayai oleh bantuan dari Bank atau Lembaga Keuangan lainnya. Bila dalam Tahap Feasibility Study proyek dianggap layak atau feasible, artinya memenuhi Parameter-Parameter Benefit-Cost yang ditetapkan, maka selanjutnya dapat dilakukan Tahapan Detail Design dan dilanjutkan dengan Pelaksanaan. Pada tahapan PCR analisa ekonmi dilakukan untuk membandingkan hasil Output Proyek (untuk proyek-proyek tertentu yang dapat segera menghasilkan Output nya) dengan perkiraan kelayakan proyek pada saat appraisal atau pada saat persiapan proyek.
Pembangunan Proyek yang dilakukan dalam bentuk pembangunan bangunan sarana dan prasarana, dalam bidang Sumber Daya Air, KeCipta-Karyaan dan KeBina-Margaan, pada hakekatnya mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses perencanaan suatu pembangunan proyek untuk tujuan tertentu selalu akan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan proyek yang direncanakan tersebut, antara lain adalah aspek teknis, aspek sosial-budaya masyarakat, aspek ekonomis serta aspek lingkungan.
Sedangkan untuk mewujudkan pembangunan proyek yang dimaksud, terutama proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, akan dilaksanakan dengan anggaran yang disediakan dalam bentuk anggaran tahunan dalam bentuk APBN atau APBD yang selalu mempertimbangkan jangka waktu serta nilai anggaran tertentu sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam APBN maupun APBD.
Pokok-pokok pikiran sebagaimana yang disampaikan tersebut diatas akan dipakai sebagai bahan pertimbangan guna analisis pembangunan proyek dari aspek teknis, ekonomis serta lingkungan agar tujuan akhir dari terwujudnya proyek dimaksud akan memberi dampak manfaat yang paling menguntungkan bagi kehidupan sosial masyarakat seutuhnya. Melalui telaah yang diberikan dalam mata-kuliah ekonomi teknik ini, bagaimana suatu pembangunan proyek akan dievaluasi secara ekonomis sehingga proyek akan dapat dikatakan sebagai layak untuk dibangun.

1.1.1.Pengertian tentang Pembangunan Proyek
Tahapan Pembangunan Proyek dari tahap awal hingga ke tahap proyek bisa beroperasi dan menghasilkan manfaat yang “menguntungkan”, secara singkat akan diuraikan dengan diawali timbulnya gagasan yang muncul dari “pemilik proyek” yang dalam hal ini bisa pihak Pemerintah yang disebabkan karena tugas dan kewajibannya (porto-folio) menjadi agen-pembangunan , maupun Investor /Swasta yang tertarik untuk membangun suatu proyek karena melihat sisi prospektif ekonomis akan sangat menguntungkan secara financial. Gagasan untuk membangun proyek dimaksud akan ditindak lanjuti dengan langkah yang dikenal sebagai tahapan SIDLaCOM, yaitu S (Survey),I (Investigation), D (Design), La (Land Acquisation), C (Construction), O (Operation) & M (Maintenance).Tergantung dari besar-kecilnya scope proyek yang akan dibangun maka implementasi SIDLaCOM juga akan menyesuaikan dengan scope proyek dimaksud.
Ditinjau dari aspek teknis, ekonomis serta lingkungan maka pembangunan suatu proyek perlu juga dilakukan studi yang dikenal sebagai studi tekniks (capability study: civil engineering), studi kelayakan (feasibility study: economic engineering), studi analisis dampak lingkungan ( acceptability stud : environment impact assessment). Semua tahapan studi sebagaimana
disebutkan diatas akan menghasilkan kesimpulan bahwa semua aspek akan bisa diterima dan bisa dipertanggung-jawabkan secara teknis, ekonomis serta lingkungan dengan manfaat yang sebesar-besanya bagi kehidupan masyarakat.

1.1.2.Tahap Pelaksanaan Proyek
Untuk mewujudkan proyek dengan skala kecil kemungkinan pengadaannya bisa langsung dilakukan oleh pihak penggagas atau owner proyek tanpa membutuhkan bantuan pihak lain (Konsultan). Akan tetapi apabila yang akan diwujudkan merupakan proyek dengan skala besar dengan tingkat kesukaran yang cukup rumit dan komplexs maka untuk mewujudkan proyek dimaksud akan diperlukan bantuan Konsultan dengan tahapan pelaksanaan proyek berupa SIDLaCOM sebagaimana disebutkan diatas.
- Survey
Survey merupakan perencanaan yang bersifat umum dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan maksud akan dibangunnya proyek dimaksud. Survey akan menjawab hal-hal bersifat teknis maupun non-teknis tentang apa; dimana; kapan; mengapa serta bagaimana: proyek dimaksud yang akan dibuat, sehingga data hasil survey yang diperlukan adalah data tentang hal-hal yang terkait dengan bangunan proyek/tujuan proyek, tapak/lokasi proyek, pengaruh proyek terhadap manusia dan lingkungannya. Survey yang akan dilakukan antara lain tentang tapak dimana proyek akan dibangun akan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui keadaan topografi, hidro-meteorologi, demografi, sosial budaya, ekonomi, dan lain-lainya pada wilayah atau areal yang akan terpengaruh oleh keberadaan proyek. Dengan survey yang dilakukan akan diperoleh hasil survey yang dapat dipakai untuk dasar-dasar perencanaan umum atas proyek yang akan dibangun. Terkait dengan analisis ekonomi teknik yang akan dilakukan maka kegiatan survey yang tentu membutuhkan biaya yang cukup besar akan diperhitungkan sebagai bagian dari Investasi Proyek.
- Investigation / Investigasi
Langkah selanjutnya setelah survey adalah pengambilan data (investigasi) atas survey yang diperlukan dalam perencanaan umum (survey) untuk kemudian dilakukan pengambilan data teknis. Data teknis yang akan diambil adalah data yang dibutuhkan guna proses perencanaan teknis (design) atau data teknis yang dibutuhkan dalam rangka pembangunan struktur bangunan sipil /non sipil lainnya, antara lain adalah berupa data geologi teknik, mekanika tanah, hidrologi, seismologi, oceanologi, humidity dan data teknis /standart lainnya. Terkait dengan analisis ekonomi teknik yang akan dilakukan maka kegiatan investigasi yang tentu membutuhkan biaya yang cukup besar akan diperhitungkan sebagai bagian dari Investasi Proyek.
- Design
Tahapan (detail) Design akan dilaksanakan setelah Rencana Proyek dinyatakan Feasibel.Tahapan sebelumnya akan diawali dengan langkah Survey dan Investigasi sebagaimana diuraikan diatas. Detail Design akan mempertimbangkan aspek Teknis secara utuh, artinya Proyek yang akan dibangun harus cukup stabil sebagai bangunan dan mampu berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
- Land Acquisation (Pembebasan Lahan)
Pembebasan Lahan untuk keperluan tapak bangunan perlu disediakan dengan proses yang cukup rumit, oleh sebab itu proses Pembebasan Lahan sejatinya memerlukan Teknis, Strategi dan Cara / Perlakuan yang tepat. Hal ini mengingat bahwa pada era setelah reformasi, terbukanya kebebasan berpendapat dalam menyampaikan hak-hak warga masyarakat, terkadang maksud baik proyek bisa terkendala oleh kurang jelasnya misi proyek untuk bisa diterima warga, atau malah sebaliknya bisa juga ada orang yang sengaja menggunakan kesempatan pembebasan lahan sebagai ajang untuk memanipulasi harga ganti rugi lahan-demi keuntungan pribadi ybs. Oleh sebab itu maka proses pembebasan lahan perlu diantisipasi dengan strategi, teknis dan perlakuan,sbb:

- Warga Masyarakat merupakan bagian dari Stake Holder yang akan ikut menikmati keuntungan (bukan menderita kerugian), sehingga pada bagian mana warga akan menikmati keuntungan, hal ini harus dirumuskan terlebih dulu.

- Sosialisasi Proyek dengan sebaik-baiknya sehingga warga (sebagai bagian dari salah satu Stake Holder) bisa menerima kehadiran proyek dan akan bermanfaat bagi semuanya.

- Negosiasi Harga harus berdasarkan saling menguntungkan. Terutama untuk proyek yang akan difungsikan sebagai proyek komersial.

- Negosiasi akan dilakukan hanya diantara mereka yang berkepentingan. Dll.

- Construction
Pelaksanaan Konstruksi akan menjadi domain Kontraktor dan akan dilaksanakan dengan memperhatikan hasil studi Amdal. Memenuhi Ketentuan Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan Proyek dengan Gambar Teknis, Metode Kerja, Menjaga Kualitas dan Kuantitas agar sesuai persyaratan teknis / spesifikasi yang telah ditentukan, harus dilaksankan oleh Kontraktor.
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sebagai bagian dari kegiatan Proyek dengan semua kebutuhan dananya perlu dijelaskan kepada mahasiswa.

- Operation & Maintenance (O&M)
Pembiayaan O & M proyek dalam analisa Ekonomi Teknik akan diperhitungkan sebagai bagian dari Annual Cost, yang bersifat rutin. Berapa dan apa saja yang akan masuk sebagai biaya Operasi dan Pemeliharaan Proyek akan dirumuskan dan ditentukan oleh Management Proyek.

1.2.Matematika Keuangan
Prinsip matematika keuangan diperlukan dalam pembangunan proyek dipakai sebagai dasar untuk analisis ekonomi teknik yang penting untuk diketahui oleh pihak berkompeten. Dengan rumus matematis yang sederhana akan digunakan untuk analisis matematika ekonomi teknik, dengan mengacu pada hal yang paling penting untuk dimengerti tentang 2 (dua) konsep pemikiran matematika keuangan yaitu:

1. Konsep bahwa apabila seseorang meminjam uang kepada orang lain maka seseorang peminjam dimaksud wajib untuk mengembalikan pinjamannya.

2. Sejumlah uang saat kini, dengan diperhitungkanya “bunga Bank” atau “Interest Rate” yang berlaku dari tahun ke tahun maka uang dimaksud akan menjadi bertambah besar jumlahnya kedepan, tergantung pada besaran suku bunga Bank yang diberlakukan.
Sebaliknya sejumlah uang pada suatu saat dimasa yang akan datang akan sama dengan sejumlah uang yang lebih kecil hari ini, hal ini juga tergantung pada besaran suku bunga Bank yang diberlakukan.
Dua konsep pemikiran matematika keuangan tersebut diatas akan merupakan dasar analisis perhitungan untuk menentukan nilai uang dimasa yang akan datang atau untuk memperhitungkan nilai “Rate of Return” atas investasi yang ditanamkan untuk suatu proyek. Perangkat yang diperlukan untuk perhitungan matematika keuangan cukup dengan menggunakan “Table of Interest Rate”, yang terlampir dalam buku ajar ini. Untuk memahami Table of Interest Rate, maka perlu dimengerti akan makna pengertian-pengertian tersebut dibawah ini:

1.3. Pengertian tentang istilah-istilah dalam ekonomi teknik
Pengenalan tentang pengertian maupun istilah-istilah dalam ekonomi teknik yang berkaitan dengan Engineering Analysis: inflation, amortization, depresiation, marginal valuation, salvage value.
Proyek (Pembangunan): adalah merupakan niatan untuk mewujudkan suatu sasaran pembangunan (apapun itu) yang dibatasi oleh dana dan jangka waktu tertentu.
Uang atau dana merupakan sarana/alat yang dipakai untuk suatu investasi proyek dan dalam investasi proyek maka selalu akan dipertimbangkan aspek teknis (Engineering), aspek ekonomis / keuangan (Feasiblity) serta aspek lingkungan (Acceptibility). Perhitungan semua aspek tersebut akan bermuara pada kesimpulan apakah proyek akan bisa bermanfaat secara menguntungkan atau sebaliknya.
Interest (rate) atau suku bunga bank adalah merupakan pembayaran tambahan yang dibayarkan untuk menunggu kembalinya uang pinjaman, dan merupakan suatu “penghargaan” atas penyediaan “modal / uang” yang diberikan kepada siapapun yang membutuhkan modal dimaksud. Apabila seseorang / instansi meminjam uang guna investasi proyek (dari per-Bank-an Nasional maupun Internasional) maka peminjam wajib mengembalikan pinjaman tersebut disertai dengan bunga Bank yang telah disetujui bersama. Sistim “penghargaan sebagaimana bunga Bank” tidak berlaku dalam hal hubungan antara anak dengan orang tuanya, artinya sistim pinjam-meminjam antara anak kepada orang tuanya tidak mengikat adanya bunga berbunga sebagimana dimaksudkan dalam uraian ini.
Normalnya interest rate akan ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu: - keadaan ekonomi suatu negara yang bersangkutan; - faktor resiko (kemungkinan Non Performing Loan) atas pemberian pinjaman;- faktor besaran inflasi yang akan terjadi diwaktu yang akan datang.
Interest Rate = IRR + Rate of Inflation

Inflasi (Rate of Inflation) adalah suatu pertambahan jumlah nominal uang yang diperlukan guna pengadaan suatu barang atau jasa, yang disebabkan karena naiknya harga-harga barang, upah kerja, maupun harga-harga komoditi lainnya.
Amortisasi adalah merupakan “pelunasan atau pengembalian modal” yang diperoleh dari pinjaman. Dalam realisasi perhitungan pelunasan modal yang akan dibayarkan dengan periode waktu tahunan maka nilai amortisasi akan dibayar akan dibayar berdasarkan besar modal dikalikan dengan factor pelunasan modal / Capital Recovery Factor (CRF).
Amortisasi = Cost x CRF
Capital Recovery Factor: CRF = Interest + Depreciation = Interest + SFF
Depresiasi adalah penyusutan nilai atau harga atas suatu barang yang disebabkan oleh karena usia pemakaian barang, perkiraan perhitungan penurunan nilai didalam dunia bisnis atau nilai properties, sehingga untuk menjaga kelangsungan usaha/bisnis maka setiap tahun investor akan memperhitungkannya dengan member “keseimbangan depresiasi” dengan nilai sebesar nilai modal dikalikan dengan Sinking Fund Factor (SFF).
Depresiasi = Cost x SFF
Salvage value dimaksudkan adalah “keseimbangan nilai” yang diperhitungkan berdasarkan atas transfer atas perhitungan. Sebagai contoh adalah nilai keseimbangan untuk harga saat kini (Present Value) akan bisa “diseimbangkan” dengan nilai / harga untuk masa yang akan datang (Future Value), semuanya bisa diperhitungkan berdasarkan nilai satuan harga dengan waktu tertentu (Unity) atau nilai rutin dengan periode tahunan(Annuity).
Salvage Value = Factor of Future Value (unity)= (FVunity) / (PVunity)
Salvage Value = Factor of Future Value (annuity)= (FVannuity) / (PVannuity)

Unity: FVunity = PVunity ( 1 + i ) n atau PVunity = FVunity / ( 1 + i )n
Annuity: FVannuity= [ Aannuity( 1 + i )n -1] / i atau PVannuity= [ Aannuity ( 1 + i )n - 1] / [ i ( 1 + i )n ]

Economic Analysis akan diperhitungan dengan 3 (tiga) parameter yaitu: Benefit (B) Cost (C) Ratio: (BCR), Net Benefit (B – C) dan Internal Rate of Return (IRR).
Dalam perhitungan analisis untuk BCR (B/C) untuk suatu proyek akan bisa didapatkan 4 (empat) keadaan dengan arti masing-masing, yaitu:
- bilamana: B/C < 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai TIDAK DIKEHENDAKI
- bilamana: B/C = 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai MARGINAL (fifty-fifty)
- bilamana: B/C > 1 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “MENARIK”
- bilamana: B/C > 10 dikatagorikan bahwa proyek sebagai “TAMBANG EMAS”
Sedangkan IRR adalah merupakan nilai Interest Rate ( i ) yang diperhitungkan untuk analisis ekonomis proyek pada keadaan B/C = 1

Rabu, 10 April 2013


3 Negara yang Memiliki Bangunan Anti Kiamat



Tak ada seorangpun yang tahu kapan kiamat itu akan tiba, namun merebaknya isu tentang akan terjadinya kiamat pada tahun 2012 membuat sebagian orang merasa takut dan mempercayainya.

Isu itu sendiri telah dibantah oleh para ilmuwan, namun kekhawatiran sebagian warga dunia tak kunjung berakhir. Berbagai cara dilakukan warga yang percaya akan kiamat tahun ini untuk menghadapi hari yang akan menghancurkan dunia itu.

Salah satu cara yang dilakukan mereka dengan mempersiapkan tempat dimana mereka akan berlindung saat hari kiamat tiba. Dimana sajakah tempat yang sering kali disebut-sebut sebagai tempat anti kiamat? Berikut tiga tempat yang di yakini para pembuatnya sebagai tempat yang aman saat berlindung dari kiamat.


1. Bunker 'Anti Kiamat', New South Wales, Australia

Di bangun di perbukitan dekat Tenterfield, New South Wales, oleh sekelompok orang yang tak disebutkan namanya. Berangkat dari kepercayaan akan terjadinya kiamat, kelompok ini sengaja mempersiapkan bangunan ini dan mengizinkan siapa yang dapat membayar sesuai tarif untuk memasukinya.

Sekelompok orang ini percaya tempat ini akan dapat melindungi siapa saja yang masuk kedalamnya dari kiamat yang dipercayai akan terjadi pada 21 Desember 2012. Kelompok ini yakin, sesaat setelah kiamat, dunia bakal mengalami perubahan fisik secara permanen.

Untuk dapat masuk kedalam bunker setiap orang wajib membayar USD5000 yang digunakan untuk mengganti biaya material.


2. Apartemen 'kebal' Kiamat, Kansas, Amerika Serikat

Gedung ini merupakan sebuah apartemen yang terletak di bawah tanah. Bila kiamat digambarkan dengan suasana yang ricuh serta bumi yang hancur, maka bila masuk kedalam apartemen ini semua akan berbalik.

Di apartemen yang diyakini kebal akan serangan kiamat ini sengaja di beri fasilitas mewah, agar para penghuninya dapat tetap tenang meski telah terjadi kiamat di luar apartemen.

Dibangun di dalam sebuah lubang bekas peluncuran roket nuklir sedalam 53 meter. Apartemen itu dapat menampung maksimal 70 orang. Meski memiliki harga yang lumayan untuk setiap kamar yakni USD 2 juta, namun kabarnya 3 kamar di apartemen ini tela terjual dan kamar lainnya sedang tahap negosiasi.


3. Desa Bugarach, Perancis.

Tak seperti kedua tempat diatas, yang terbuat dari material yang kuat, Desa Bugarach ini dianggap dapat menghindari kiamat karena dianggap sebagai tempat suci.

Awal mula tempat ini dijuluki sebagai ‘Gunung Suci’ adalah karena tempat ini dianggap seringkali dijadikan sebagai tempat persembunyian makhluk asing. Kabarnya, para makhluk asing itu baru akan keluar dari persembunyiannya setelah kiamat selesai terjadi.
PEKERJAAN DINDING

Hal-hal yang diuraikan pada bab ini adalah :
1. Pengertian dan macam dinding
2. Cara pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata

4.1. Pengertian dan macam dinding
Dinding adalah nagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konsttruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.
Pasangan dinding adalah terbuat dari batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertikal dan horisontal.
Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas (Tamrin, 2008) :
a. Bata cetak/ Bata Kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
b. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.
c. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum dengan ketebalan 9 – 12 mm.
d. Batako dan Blok Beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : Tras + kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
e. Batu Bata (Bata Merah), pada umumnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran
batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm hingga 24 x 11,5 x 5,5 cm.

4.2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Batu Bata
Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangkan di atas pasangan dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan campuran tadi yang sudah
diaduk agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan. Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian yang dibutuhkan. Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah yang
berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ±20 cm. Sebelum memulai dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan serpihan adukan, debu atau kotoran kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu dibersihkan dengan cara menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan yang dipakai untuk plesteran adalah 1pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1 pc : 4 pasir
untuk pekerjaan plester pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air.
Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara
plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat (Tamrin, 2008).
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin tidak berbelok belok. Untuk memudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangan sederhana dan mudah, yaitu benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung ke ujung.
Selain itu pemasangan batu bata juga tidak boleh secara langsung berturut turut. Tapi harus dengan cara bertahap kira kira setinggi 1,5 m sekaligus maka pasangan batu bata mudah roboh dan tidak rapi karena spesi pada pasangan batu bata masih basah. Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi ventilasi yang lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu bata terpasang beberapa lapisan. Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan tersebut. Oleh karena itu pasangan dinding harus diperhatikan
dengan kondisi yang ada pada gambar dan perencanaan.
Sambil menunggu beberapa lapisan yang sudah dipasangkan tersebut kering, bisa membuat stek atau tulangan kolom terlebih dahulu. Agar antar pasangan dinding dengan kolom menempel menjadi satu kesatuan yang kuat. Langkah langkah tersebut dilaksanakan secara berurut pada lapisan yang selanjutnya sampai
ketinggian dinding pada rumah yang akan dibangun.

a. Pekerjaan Pasangan Dinding
Dinding adalah bagian dari rumah yang berfungsi untuk pembeda ruangan, penahan beban atas, pengaman atau pelindung dari lingkungan, peredam suara, dan lain–lain. Namun dinding juga berfungsi seperti alat pengendali suhu. Seperti pengendali panas atau dingin, sesuai dengan kondisi ruangan yang ada.
Selain itu juga untuk keindahan ruangan dalam rumah maupun luar rumah. Dinding juga bisa dignakan untuk instalasi – instalasi seperti air, listrik dan lain – lain.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
Pasangan dinding adalah pasangan dinding yang terbuat dari pasangan batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan – bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertical dan horizontal. Namun, pada proyek yang kami amati ini menggunakan pasangan batu bata yang mempunyai perbandingan agregat 1 : 8. Artinya adalah 1 PC (semen), 8 pasir dan air secukupnya.
Pelaksanaan pengadukan sama dengan cara pengadukan pada pasangan dinding trasram. Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga – rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangakan di atas pasangan
dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan adukan agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan.
Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian kira-kira 1,5 meter. Setelah itu langsung dilakukan pengecoran kolom setinggi batu bata yang dibuat. Besoknya pasangan batu bata dilanjukan dan pengecoran juga dilanjutkan.

Gb. 14 Pasangan batu bata 1,5 meter Dan sudah dicor kolomnya
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin dan tidak berbelok – belok. Untukmemudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangat sederhana dan mudah untuk dicari, yaitu dengan benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung
ke ujung.
c. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
Kolom yang akan dibahas dalam sub bab ini adalah kolom yang terletak pada titik – titik pondasi. Proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah Cluster hingga sampai saat ini sudah hampir selesai, atau sampai pada pekerjaan finishing. Kolom ini terdiri dari 1 PC (semen), 2 pasir, 3 split (krikil) dan besi yang digunakan untuk tulangan kolom juga air secukupnya.
a. Pembesian Kolom
Dalam pembuatan kolom dibutuhkan perancah untuk menjaga supaya tulangan kolom tetap berdiri dan tidak
bergeser dari As-nya. Sebelum dilakukan pemasangan tulangan kolom, dilakukan pengukuran terlebih dahulu
dengan menggunkan alat lot untuk mencari As pada kolom. Dengan menggunakan benang ditarik pertemuan antar As bangunan sehingga ketemu titik pertemuan yang digunakan sebagai As kolom. As kolom ini berada di tengah – tengah dari dimensi kolom tersebut. Setelah ketemu As-nya, lalu pada bagian atas sloof diberi beugel/sengkang yang sudah diukur sesuai dengan ukuran kolom tersebut dan diikat dengan kawat bendrat. Beugel tersebut digunakan sebagai patokan dalam mendirikan tulangan kolom.
Tulangan kolom dipasang sebelum pemasangan sloof, agar bangunan lebih kuat dan awet. Tulangan kolom dibuat terlebih dahulu dengan ukuran yang sudah ditentukan.
b. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat setelah tulangan kolom sudah didirikan dan ditata semuanya. Bekisting pada kolom ini diletakan di sisi – sisi kolom yang digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran kolom. Bekisting kolom dibuat sesuai dengan ukuran dari kolom tersebut dan dibuat perkolom.
Pemasangan bekisting harus benar- benar tepat pada As kolom supaya bentuk kolom nantinya tidak miring. Dan dalam pembuatan bekisting harus kuat dalam menahan beton.
Sebelum pemasangan bekisting itu dirangkai menjadi satu, terlebih dahulu diolesi oli supaya permukaan
bekisting menjadi licin sehingga beton tidak lengket pada papan tersebut dan mudah dalam pelepasannya.
Pemasangan bekisting harus benar – benar rapat untuk
mencegah keluarnya adukan beton dari bekisting tersebut. Bekisting harus diberi perkuatan vertikal sehingga mampu manahan beton pada waktu pengecoran supaya bekistingtidak jebol.

Gb.15 Pemasangan Bekisting dan pengecoran Kolom
c. Pengecoran kolom
Setelah bekisting telah dipasang, kemudian langkah yang selanjutnya adalah pengecoran kolom. Pengecoran kolom ini dilakukan setelah bekisting kolom telah benar – benar terpasang, agar kolom yang dibuat awet dan tidak mengalami kegagalan atau kemiringan, dan kerusakan.
d. Pemasangan Kusen
Kusen pintu dan jendela adalah ventilasi yang sudah umum pada rumah. Ventilasi ini dibuat agar kondisi rumah tidak panas dan juga tidak terlalu gelap. Ventilasi ada yang terbuat dari kayu, beton, alumunium, besi dan bahan-bahan lainnya.
Cara pelaksanaannya dapat dilihat dalam uraian berikut ini :
1. Perakitan
Sebelum ventilasi dipasangkan, maka ventilasi
tersebut dirakit terlebih dahulu oleh tukang khusus.
Biasanya pemilik atau pembangun membeli ventilasi
yang sudah jadi. Sama dengan proyek yang telah
kami amati ini, agar menghemat waktu dan tenaga.
Jadi, tukang hanya tinggal memasangkan kusen
ventilasi yang sudah dipesan tersebut pada tempat
yang sudah disediakan.
2. Pemasangan
Setelah ventilasi sudah selesai dirakit dan siap untuk
dipasang, maka setelah itu tinggal memasangkan
bahan tersebut pada tempat yang telah disediakan.
Pada kaki dan bagian samping pintu dan ventilasi
dipasang paku, kemudian bagian tersebut dicor agar
ada gaya tarik pada kusen pintu yang disalurkan pada
tanah. Sedang bagian samping berguna untuk
menahan kekuatan pada ventilasi agar ventilasi tidak
bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan lebih awet,
yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit kedalam
lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari kusen pintu
pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat. Sehingga
pintu tidak bergoyang dan tidak mudah roboh.
Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela dan ventilasi – ventilasi yang
lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu
bata terpasang beberapa lapisan. Atau mungkin
pemasangan batu bata disesuaikan dengan kondisi yang
ada dan bentuk atau model rumah yang dibangun.
Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus
menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan
tersebut. Untuk itu pemasangan dinding harus
diperhatikan dengan kondisi yang ada pada gambar dan
perencanaan. Berikut adalah contoh singkat yang berupa
gambar dari penyesuaian ventilasi.
Pada kaki dan bagian samping pintu dipasang paku,
kemudian bagian kaki dicor agar ada gaya tarik pada
kusen pintu yang disalurkan pada tanah. Sedang bagian
samping dijadikan satu dengan kolom dan dinding yang
berguna untuk menahan kekuatan pada ventilasi agar
ventilasi tidak bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan
lebih awet, yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit
kedalam lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari
kusen pintu pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat.
Sehingga pintu tidak bergoyang dan tidak mudah untuk
roboh. Pada bagian atas dan bawah kusen pintu juga
diberi kupingan, guna untuk lebih memperkuat kusen
pintu agar tidak mudah bergoyang.
Bagian atas kusen pintu, pada pemasangan batu
bata biasanya secara berdiri. Agar pada bagian atas ada
kekuatan yang lebih besar untuk menahan pasangan
dinding di atasnya. Dan kekuatannya juga tidak langsung
menuju pada kusen pintu atau ventilasi. Tapi pada proyek
yang kami amati, bagian ini tidak dipasang secara
demikian, karena kekuatan bagian atasnya cukup kecil.
Hanya diberi plesteran trasram saja. Oleh karena itu
kusen pintu atau jendela mampu menahan kekuatan
bagian atas.
e.Pekerjaan Ring Balok
Pada proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah
Cluster yang kami amati, mempunyai perbandingan
agregat 1 : 2 : 3, yang berarti 1 PC (semen), 2 pasir dan 3
split (krikil) dan juga air secukupnya.
a. Pemasangan Bekisting Balok
Sebelum dipasang tulangan balok, terlebih dahulu
dibuat bekisting balok sesuai dengan dimensi dari
balok – balok tersebut. Pembuatan bekisting ini
dikerjakan oleh tukang kayu dengan menggunakan
papan dan kayu. Bentuk bekisting ini sama dengan
bekisting kolom tetapi hanya menggunakan tiga sisi,
yaitu sisi bawah, kanan dan kiri balok. Pembuatan
bekisting balok dilakukan di bawah kemudia satu
persatu dipasang di atas. Dalam satu bentang balok
digunakan schafolding di kiri dan kanan untuk
menyangga balok tersebut.
Bekisting pada balok harus mampu menahan
gaya yang dihasilkan oleh adukan beton nantinya. Jika
tidak kuat, maka bekisting tersebut akan dilepas dan
balok tidak jadi. Selain itu, bekisting ini harus rapat
supaya beton yang dituangkan pada balok tidak bocor.
Dalam pembuatan bekisiting balok harus
diperhatikan terhadap tebal plat lantai. Maksudnya
tinggi bekisting balok terutama bagian tengah dan
bagian yang akan dilewati oleh plat lantai harus diukur
dari tinggi balok tersebut dikurangi tebal plat lantai
tersebut.
Tinggi bekisting balok biasanya disamakan
dengan dasar bekisting pada plat lantai. Kecuali untuk
lantai yang mempunyai elevasi lebih rendah dari yang
lain. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam plat lantai.
Pada bagian balok tepi, bekisting yang berada di tepi
balok tingginya dibuat sama dengan tinggi balok. Jika
terlanjur dibuat sama dengan yang lain, maka
dibuatkan tambahan papan bekisting supaya lebih
tinggi sesuai dengan dimensi balok tersebut atau
dalam istilah lapangan kupingan.
b. Pengecoran Ring Balok
Pengecoran balok bersamaan dengan plat lantai.
Hal ini dilakukan karena pekerjaan balok dan plat
lantai harus menjadi suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Sehingga setelah pekerjaan tulangan
balok selesai dilanjutkan dengan perakitan tulangan
plat lantai baru kemudian dilakukan pengecoran.
Namun agar memudahkan dalam pekerjaan dinding,
ring balok dikerjakan setelah pasangan batu bata
selesai dikerjakan hingga sampai kering. Agar tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pekerjaan dinding dan ring balok.

Gb. 16 Pengecoran Ring Balok
f. Pekerjaan Plesteran
Plesteran digunakan agar dinding tidak kedap air, karena
jika air masuk kedalam pasangan batu bata, maka dinding
menjadi lemah dan dapat dengan mudah untuk roboh.
Plesteran biasanya dikerjakan sebelum pekerjaan atap, ada
juga plesteran yang dibuat setelah semua pekerjaan
terselesaikan sampai pekerjaan atap. Tergantung pada
pemilik rumah, karena selera setiap orang berbeda – beda.
Ada yang meminta agar dinding diberi plester, ada juga
dinding yang tidak menggunakan plesteran.
Pada pangamatan proyek ini, setiap rumah diberi
plesteran. Karena setiap dinding akan diberi warna
menggunakan cat untuk menghias rumah. Plesteran ini
menggunakan perbandingan 1 : 4, yang berarti 1 PC (semen)
dan 4 pasir dan air secukupnya.
a. Pengadukan
Material atau bahan seperti semen dan pasir diaduk
terlebih dahulu. Cara pengadukan menggunakan alat
yang sangat sederhan, yaitu cangkul, dan ember. Pasir
ditumpuk atau dibuat seperti gunung, atau dibuat seperti
kerucut agar cara pengadukan mudah. Setelah itu, bagian
yang atas atau puncak diambil tapi tidak dibuang. Namun
disebarkan di bagian pinggir tumpukan sampai merata.
Karena bagian yang diambil tersebut digunakan untuk
menaburkan semen secukupnya.
Setelah semen di taburkan, kemudian semen dan
pasir tersebut diaduk kembali sampai tercampur merata.
Setelah campuran merata, kemudian bagian atas atau
puncak di ambil kembali seperti pada bagian pasir tadi.
Kemudian bagian tersebut dituangkan air secukupnya
untuk mencampurkan kedua bahan tersebut lebih merata.
Ketiga bahan tersebut diaduk terus sampai campuran
tersebut terlihat seperti campuran yang akan dipasang
pada dinding.
b. Pemasangan Plester
Pemlesteran dipasang setelah campuran selesai
diaduk, agar pemlesteran capat, mudah dan menghemat
tenaga. Maka pemlesteran trasram tersebut dikerjakan
oleh beberapa tukang.
Setelah adukan selesai, maka ada kenek yang bekerja
memberikan campuran tersebut kepada tukang yang
bekerja memlester atau memopok dinding. Pemlesteran
trasram dikerjakan setelah pasangan dinding batu bata
cukup kering agar saat pemlesteran trasram dinding tidak
roboh atau mengalami kemiringan. Setelah pemlesteran
trasram selesai, kemudian dinding siap untuk diplester
halus atau biasa dengan istilah aci.

Gb.17 Pekerjaan Plesteran yang sudah selesai
 Pekerjaan Acian
Acian adalah penghalusan dinding setelah plesteran
selesai dikerjakan, yang berarti penghalusan dinding. Setelah
dinding menjadi halus, maka dinding siap untuk dicat atau
dihias sesuai dengan keinginan.
Acian yang telah kami amati ini, acian tersebut
mempunyai perbandingan agregat 1 : 7, yang berarti 1 PC
(semen), 7 pasir dan air secukupnya. Pertanyaannya,
mengapa menggunakan agregat tersebut? Jawabannya
karena plesteran tersebut digunakan agar dinding menjadi
halus. Oleh karena itu hasur menggunakan pasir yang cukup
banyak dan air secukupnya. Dan semen tersebut sebagau
bahan perekat antar plesteran trasram dengan plesteran atau
laci. Jadi antar plesteran trasram dan plesteran ada
perbedaannya dan mempunyai fungsi sendiri – sendiri.
Cara pelaksanaan dan pengaduka plesteran hampir
sama dengan plesteran trasram, namun menggunakan skala
yang lebih kecil. Karena alat – alat yang digunakan lebih
sederhana dari plesteran trasram, seperti cetok, sugu dan
ember. Setelah adukan selesai, kemudian adukan tersebut
dipasang pada dinding yang sudah diberi plesteran trasram.
Cara pemasangan dikerjakan dengan menempelkan adukan
pada dinding dengan cara seperti meraba, namun
menggunakan sugu dan diratakan sampai plesteran menjadi
halus. Setelah dinding diplester atau menjadi halus,
kemudian dinding siap untuk dicat atau dihias sesuai dengan
keinginan.