PEKERJAAN DINDING
Hal-hal yang diuraikan pada bab ini adalah :
1. Pengertian dan macam dinding
2. Cara pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata
4.1. Pengertian dan macam dinding
Dinding adalah nagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konsttruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.
Pasangan dinding adalah terbuat dari batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertikal dan horisontal.
Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas (Tamrin, 2008) :
a. Bata cetak/ Bata Kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
b. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.
c. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum dengan ketebalan 9 – 12 mm.
d. Batako dan Blok Beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : Tras + kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
e. Batu Bata (Bata Merah), pada umumnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran
batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm hingga 24 x 11,5 x 5,5 cm.
4.2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Batu Bata
Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangkan di atas pasangan dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan campuran tadi yang sudah
diaduk agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan. Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian yang dibutuhkan. Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah yang
berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ±20 cm. Sebelum memulai dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan serpihan adukan, debu atau kotoran kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu dibersihkan dengan cara menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan yang dipakai untuk plesteran adalah 1pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1 pc : 4 pasir
untuk pekerjaan plester pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air.
Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara
plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat (Tamrin, 2008).
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin tidak berbelok belok. Untuk memudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangan sederhana dan mudah, yaitu benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung ke ujung.
Selain itu pemasangan batu bata juga tidak boleh secara langsung berturut turut. Tapi harus dengan cara bertahap kira kira setinggi 1,5 m sekaligus maka pasangan batu bata mudah roboh dan tidak rapi karena spesi pada pasangan batu bata masih basah. Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi ventilasi yang lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu bata terpasang beberapa lapisan. Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan tersebut. Oleh karena itu pasangan dinding harus diperhatikan
dengan kondisi yang ada pada gambar dan perencanaan.
Sambil menunggu beberapa lapisan yang sudah dipasangkan tersebut kering, bisa membuat stek atau tulangan kolom terlebih dahulu. Agar antar pasangan dinding dengan kolom menempel menjadi satu kesatuan yang kuat. Langkah langkah tersebut dilaksanakan secara berurut pada lapisan yang selanjutnya sampai
ketinggian dinding pada rumah yang akan dibangun.
a. Pekerjaan Pasangan Dinding
Dinding adalah bagian dari rumah yang berfungsi untuk pembeda ruangan, penahan beban atas, pengaman atau pelindung dari lingkungan, peredam suara, dan lain–lain. Namun dinding juga berfungsi seperti alat pengendali suhu. Seperti pengendali panas atau dingin, sesuai dengan kondisi ruangan yang ada.
Selain itu juga untuk keindahan ruangan dalam rumah maupun luar rumah. Dinding juga bisa dignakan untuk instalasi – instalasi seperti air, listrik dan lain – lain.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
Pasangan dinding adalah pasangan dinding yang terbuat dari pasangan batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan – bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertical dan horizontal. Namun, pada proyek yang kami amati ini menggunakan pasangan batu bata yang mempunyai perbandingan agregat 1 : 8. Artinya adalah 1 PC (semen), 8 pasir dan air secukupnya.
Pelaksanaan pengadukan sama dengan cara pengadukan pada pasangan dinding trasram. Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga – rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangakan di atas pasangan
dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan adukan agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan.
Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian kira-kira 1,5 meter. Setelah itu langsung dilakukan pengecoran kolom setinggi batu bata yang dibuat. Besoknya pasangan batu bata dilanjukan dan pengecoran juga dilanjutkan.
Gb. 14 Pasangan batu bata 1,5 meter Dan sudah dicor kolomnya
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin dan tidak berbelok – belok. Untukmemudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangat sederhana dan mudah untuk dicari, yaitu dengan benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung
ke ujung.
c. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
Kolom yang akan dibahas dalam sub bab ini adalah kolom yang terletak pada titik – titik pondasi. Proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah Cluster hingga sampai saat ini sudah hampir selesai, atau sampai pada pekerjaan finishing. Kolom ini terdiri dari 1 PC (semen), 2 pasir, 3 split (krikil) dan besi yang digunakan untuk tulangan kolom juga air secukupnya.
a. Pembesian Kolom
Dalam pembuatan kolom dibutuhkan perancah untuk menjaga supaya tulangan kolom tetap berdiri dan tidak
bergeser dari As-nya. Sebelum dilakukan pemasangan tulangan kolom, dilakukan pengukuran terlebih dahulu
dengan menggunkan alat lot untuk mencari As pada kolom. Dengan menggunakan benang ditarik pertemuan antar As bangunan sehingga ketemu titik pertemuan yang digunakan sebagai As kolom. As kolom ini berada di tengah – tengah dari dimensi kolom tersebut. Setelah ketemu As-nya, lalu pada bagian atas sloof diberi beugel/sengkang yang sudah diukur sesuai dengan ukuran kolom tersebut dan diikat dengan kawat bendrat. Beugel tersebut digunakan sebagai patokan dalam mendirikan tulangan kolom.
Tulangan kolom dipasang sebelum pemasangan sloof, agar bangunan lebih kuat dan awet. Tulangan kolom dibuat terlebih dahulu dengan ukuran yang sudah ditentukan.
b. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat setelah tulangan kolom sudah didirikan dan ditata semuanya. Bekisting pada kolom ini diletakan di sisi – sisi kolom yang digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran kolom. Bekisting kolom dibuat sesuai dengan ukuran dari kolom tersebut dan dibuat perkolom.
Pemasangan bekisting harus benar- benar tepat pada As kolom supaya bentuk kolom nantinya tidak miring. Dan dalam pembuatan bekisting harus kuat dalam menahan beton.
Sebelum pemasangan bekisting itu dirangkai menjadi satu, terlebih dahulu diolesi oli supaya permukaan
bekisting menjadi licin sehingga beton tidak lengket pada papan tersebut dan mudah dalam pelepasannya.
Pemasangan bekisting harus benar – benar rapat untuk
mencegah keluarnya adukan beton dari bekisting tersebut. Bekisting harus diberi perkuatan vertikal sehingga mampu manahan beton pada waktu pengecoran supaya bekistingtidak jebol.
Gb.15 Pemasangan Bekisting dan pengecoran Kolom
c. Pengecoran kolom
Setelah bekisting telah dipasang, kemudian langkah yang selanjutnya adalah pengecoran kolom. Pengecoran kolom ini dilakukan setelah bekisting kolom telah benar – benar terpasang, agar kolom yang dibuat awet dan tidak mengalami kegagalan atau kemiringan, dan kerusakan.
d. Pemasangan Kusen
Kusen pintu dan jendela adalah ventilasi yang sudah umum pada rumah. Ventilasi ini dibuat agar kondisi rumah tidak panas dan juga tidak terlalu gelap. Ventilasi ada yang terbuat dari kayu, beton, alumunium, besi dan bahan-bahan lainnya.
Cara pelaksanaannya dapat dilihat dalam uraian berikut ini :
1. Perakitan
Sebelum ventilasi dipasangkan, maka ventilasi
tersebut dirakit terlebih dahulu oleh tukang khusus.
Biasanya pemilik atau pembangun membeli ventilasi
yang sudah jadi. Sama dengan proyek yang telah
kami amati ini, agar menghemat waktu dan tenaga.
Jadi, tukang hanya tinggal memasangkan kusen
ventilasi yang sudah dipesan tersebut pada tempat
yang sudah disediakan.
2. Pemasangan
Setelah ventilasi sudah selesai dirakit dan siap untuk
dipasang, maka setelah itu tinggal memasangkan
bahan tersebut pada tempat yang telah disediakan.
Pada kaki dan bagian samping pintu dan ventilasi
dipasang paku, kemudian bagian tersebut dicor agar
ada gaya tarik pada kusen pintu yang disalurkan pada
tanah. Sedang bagian samping berguna untuk
menahan kekuatan pada ventilasi agar ventilasi tidak
bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan lebih awet,
yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit kedalam
lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari kusen pintu
pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat. Sehingga
pintu tidak bergoyang dan tidak mudah roboh.
Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela dan ventilasi – ventilasi yang
lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu
bata terpasang beberapa lapisan. Atau mungkin
pemasangan batu bata disesuaikan dengan kondisi yang
ada dan bentuk atau model rumah yang dibangun.
Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus
menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan
tersebut. Untuk itu pemasangan dinding harus
diperhatikan dengan kondisi yang ada pada gambar dan
perencanaan. Berikut adalah contoh singkat yang berupa
gambar dari penyesuaian ventilasi.
Pada kaki dan bagian samping pintu dipasang paku,
kemudian bagian kaki dicor agar ada gaya tarik pada
kusen pintu yang disalurkan pada tanah. Sedang bagian
samping dijadikan satu dengan kolom dan dinding yang
berguna untuk menahan kekuatan pada ventilasi agar
ventilasi tidak bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan
lebih awet, yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit
kedalam lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari
kusen pintu pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat.
Sehingga pintu tidak bergoyang dan tidak mudah untuk
roboh. Pada bagian atas dan bawah kusen pintu juga
diberi kupingan, guna untuk lebih memperkuat kusen
pintu agar tidak mudah bergoyang.
Bagian atas kusen pintu, pada pemasangan batu
bata biasanya secara berdiri. Agar pada bagian atas ada
kekuatan yang lebih besar untuk menahan pasangan
dinding di atasnya. Dan kekuatannya juga tidak langsung
menuju pada kusen pintu atau ventilasi. Tapi pada proyek
yang kami amati, bagian ini tidak dipasang secara
demikian, karena kekuatan bagian atasnya cukup kecil.
Hanya diberi plesteran trasram saja. Oleh karena itu
kusen pintu atau jendela mampu menahan kekuatan
bagian atas.
e.Pekerjaan Ring Balok
Pada proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah
Cluster yang kami amati, mempunyai perbandingan
agregat 1 : 2 : 3, yang berarti 1 PC (semen), 2 pasir dan 3
split (krikil) dan juga air secukupnya.
a. Pemasangan Bekisting Balok
Sebelum dipasang tulangan balok, terlebih dahulu
dibuat bekisting balok sesuai dengan dimensi dari
balok – balok tersebut. Pembuatan bekisting ini
dikerjakan oleh tukang kayu dengan menggunakan
papan dan kayu. Bentuk bekisting ini sama dengan
bekisting kolom tetapi hanya menggunakan tiga sisi,
yaitu sisi bawah, kanan dan kiri balok. Pembuatan
bekisting balok dilakukan di bawah kemudia satu
persatu dipasang di atas. Dalam satu bentang balok
digunakan schafolding di kiri dan kanan untuk
menyangga balok tersebut.
Bekisting pada balok harus mampu menahan
gaya yang dihasilkan oleh adukan beton nantinya. Jika
tidak kuat, maka bekisting tersebut akan dilepas dan
balok tidak jadi. Selain itu, bekisting ini harus rapat
supaya beton yang dituangkan pada balok tidak bocor.
Dalam pembuatan bekisiting balok harus
diperhatikan terhadap tebal plat lantai. Maksudnya
tinggi bekisting balok terutama bagian tengah dan
bagian yang akan dilewati oleh plat lantai harus diukur
dari tinggi balok tersebut dikurangi tebal plat lantai
tersebut.
Tinggi bekisting balok biasanya disamakan
dengan dasar bekisting pada plat lantai. Kecuali untuk
lantai yang mempunyai elevasi lebih rendah dari yang
lain. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam plat lantai.
Pada bagian balok tepi, bekisting yang berada di tepi
balok tingginya dibuat sama dengan tinggi balok. Jika
terlanjur dibuat sama dengan yang lain, maka
dibuatkan tambahan papan bekisting supaya lebih
tinggi sesuai dengan dimensi balok tersebut atau
dalam istilah lapangan kupingan.
b. Pengecoran Ring Balok
Pengecoran balok bersamaan dengan plat lantai.
Hal ini dilakukan karena pekerjaan balok dan plat
lantai harus menjadi suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Sehingga setelah pekerjaan tulangan
balok selesai dilanjutkan dengan perakitan tulangan
plat lantai baru kemudian dilakukan pengecoran.
Namun agar memudahkan dalam pekerjaan dinding,
ring balok dikerjakan setelah pasangan batu bata
selesai dikerjakan hingga sampai kering. Agar tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pekerjaan dinding dan ring balok.
Gb. 16 Pengecoran Ring Balok
f. Pekerjaan Plesteran
Plesteran digunakan agar dinding tidak kedap air, karena
jika air masuk kedalam pasangan batu bata, maka dinding
menjadi lemah dan dapat dengan mudah untuk roboh.
Plesteran biasanya dikerjakan sebelum pekerjaan atap, ada
juga plesteran yang dibuat setelah semua pekerjaan
terselesaikan sampai pekerjaan atap. Tergantung pada
pemilik rumah, karena selera setiap orang berbeda – beda.
Ada yang meminta agar dinding diberi plester, ada juga
dinding yang tidak menggunakan plesteran.
Pada pangamatan proyek ini, setiap rumah diberi
plesteran. Karena setiap dinding akan diberi warna
menggunakan cat untuk menghias rumah. Plesteran ini
menggunakan perbandingan 1 : 4, yang berarti 1 PC (semen)
dan 4 pasir dan air secukupnya.
a. Pengadukan
Material atau bahan seperti semen dan pasir diaduk
terlebih dahulu. Cara pengadukan menggunakan alat
yang sangat sederhan, yaitu cangkul, dan ember. Pasir
ditumpuk atau dibuat seperti gunung, atau dibuat seperti
kerucut agar cara pengadukan mudah. Setelah itu, bagian
yang atas atau puncak diambil tapi tidak dibuang. Namun
disebarkan di bagian pinggir tumpukan sampai merata.
Karena bagian yang diambil tersebut digunakan untuk
menaburkan semen secukupnya.
Setelah semen di taburkan, kemudian semen dan
pasir tersebut diaduk kembali sampai tercampur merata.
Setelah campuran merata, kemudian bagian atas atau
puncak di ambil kembali seperti pada bagian pasir tadi.
Kemudian bagian tersebut dituangkan air secukupnya
untuk mencampurkan kedua bahan tersebut lebih merata.
Ketiga bahan tersebut diaduk terus sampai campuran
tersebut terlihat seperti campuran yang akan dipasang
pada dinding.
b. Pemasangan Plester
Pemlesteran dipasang setelah campuran selesai
diaduk, agar pemlesteran capat, mudah dan menghemat
tenaga. Maka pemlesteran trasram tersebut dikerjakan
oleh beberapa tukang.
Setelah adukan selesai, maka ada kenek yang bekerja
memberikan campuran tersebut kepada tukang yang
bekerja memlester atau memopok dinding. Pemlesteran
trasram dikerjakan setelah pasangan dinding batu bata
cukup kering agar saat pemlesteran trasram dinding tidak
roboh atau mengalami kemiringan. Setelah pemlesteran
trasram selesai, kemudian dinding siap untuk diplester
halus atau biasa dengan istilah aci.
Gb.17 Pekerjaan Plesteran yang sudah selesai
Pekerjaan Acian
Acian adalah penghalusan dinding setelah plesteran
selesai dikerjakan, yang berarti penghalusan dinding. Setelah
dinding menjadi halus, maka dinding siap untuk dicat atau
dihias sesuai dengan keinginan.
Acian yang telah kami amati ini, acian tersebut
mempunyai perbandingan agregat 1 : 7, yang berarti 1 PC
(semen), 7 pasir dan air secukupnya. Pertanyaannya,
mengapa menggunakan agregat tersebut? Jawabannya
karena plesteran tersebut digunakan agar dinding menjadi
halus. Oleh karena itu hasur menggunakan pasir yang cukup
banyak dan air secukupnya. Dan semen tersebut sebagau
bahan perekat antar plesteran trasram dengan plesteran atau
laci. Jadi antar plesteran trasram dan plesteran ada
perbedaannya dan mempunyai fungsi sendiri – sendiri.
Cara pelaksanaan dan pengaduka plesteran hampir
sama dengan plesteran trasram, namun menggunakan skala
yang lebih kecil. Karena alat – alat yang digunakan lebih
sederhana dari plesteran trasram, seperti cetok, sugu dan
ember. Setelah adukan selesai, kemudian adukan tersebut
dipasang pada dinding yang sudah diberi plesteran trasram.
Cara pemasangan dikerjakan dengan menempelkan adukan
pada dinding dengan cara seperti meraba, namun
menggunakan sugu dan diratakan sampai plesteran menjadi
halus. Setelah dinding diplester atau menjadi halus,
kemudian dinding siap untuk dicat atau dihias sesuai dengan
keinginan.