Rabu, 10 April 2013


3 Negara yang Memiliki Bangunan Anti Kiamat



Tak ada seorangpun yang tahu kapan kiamat itu akan tiba, namun merebaknya isu tentang akan terjadinya kiamat pada tahun 2012 membuat sebagian orang merasa takut dan mempercayainya.

Isu itu sendiri telah dibantah oleh para ilmuwan, namun kekhawatiran sebagian warga dunia tak kunjung berakhir. Berbagai cara dilakukan warga yang percaya akan kiamat tahun ini untuk menghadapi hari yang akan menghancurkan dunia itu.

Salah satu cara yang dilakukan mereka dengan mempersiapkan tempat dimana mereka akan berlindung saat hari kiamat tiba. Dimana sajakah tempat yang sering kali disebut-sebut sebagai tempat anti kiamat? Berikut tiga tempat yang di yakini para pembuatnya sebagai tempat yang aman saat berlindung dari kiamat.


1. Bunker 'Anti Kiamat', New South Wales, Australia

Di bangun di perbukitan dekat Tenterfield, New South Wales, oleh sekelompok orang yang tak disebutkan namanya. Berangkat dari kepercayaan akan terjadinya kiamat, kelompok ini sengaja mempersiapkan bangunan ini dan mengizinkan siapa yang dapat membayar sesuai tarif untuk memasukinya.

Sekelompok orang ini percaya tempat ini akan dapat melindungi siapa saja yang masuk kedalamnya dari kiamat yang dipercayai akan terjadi pada 21 Desember 2012. Kelompok ini yakin, sesaat setelah kiamat, dunia bakal mengalami perubahan fisik secara permanen.

Untuk dapat masuk kedalam bunker setiap orang wajib membayar USD5000 yang digunakan untuk mengganti biaya material.


2. Apartemen 'kebal' Kiamat, Kansas, Amerika Serikat

Gedung ini merupakan sebuah apartemen yang terletak di bawah tanah. Bila kiamat digambarkan dengan suasana yang ricuh serta bumi yang hancur, maka bila masuk kedalam apartemen ini semua akan berbalik.

Di apartemen yang diyakini kebal akan serangan kiamat ini sengaja di beri fasilitas mewah, agar para penghuninya dapat tetap tenang meski telah terjadi kiamat di luar apartemen.

Dibangun di dalam sebuah lubang bekas peluncuran roket nuklir sedalam 53 meter. Apartemen itu dapat menampung maksimal 70 orang. Meski memiliki harga yang lumayan untuk setiap kamar yakni USD 2 juta, namun kabarnya 3 kamar di apartemen ini tela terjual dan kamar lainnya sedang tahap negosiasi.


3. Desa Bugarach, Perancis.

Tak seperti kedua tempat diatas, yang terbuat dari material yang kuat, Desa Bugarach ini dianggap dapat menghindari kiamat karena dianggap sebagai tempat suci.

Awal mula tempat ini dijuluki sebagai ‘Gunung Suci’ adalah karena tempat ini dianggap seringkali dijadikan sebagai tempat persembunyian makhluk asing. Kabarnya, para makhluk asing itu baru akan keluar dari persembunyiannya setelah kiamat selesai terjadi.
PEKERJAAN DINDING

Hal-hal yang diuraikan pada bab ini adalah :
1. Pengertian dan macam dinding
2. Cara pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata

4.1. Pengertian dan macam dinding
Dinding adalah nagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konsttruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.
Pasangan dinding adalah terbuat dari batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertikal dan horisontal.
Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas (Tamrin, 2008) :
a. Bata cetak/ Bata Kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
b. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.
c. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum dengan ketebalan 9 – 12 mm.
d. Batako dan Blok Beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : Tras + kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah : semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
e. Batu Bata (Bata Merah), pada umumnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran
batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm hingga 24 x 11,5 x 5,5 cm.

4.2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Batu Bata
Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangkan di atas pasangan dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan campuran tadi yang sudah
diaduk agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan. Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian yang dibutuhkan. Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah yang
berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ±20 cm. Sebelum memulai dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan serpihan adukan, debu atau kotoran kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu dibersihkan dengan cara menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan yang dipakai untuk plesteran adalah 1pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1 pc : 4 pasir
untuk pekerjaan plester pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air.
Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara
plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat (Tamrin, 2008).
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin tidak berbelok belok. Untuk memudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangan sederhana dan mudah, yaitu benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung ke ujung.
Selain itu pemasangan batu bata juga tidak boleh secara langsung berturut turut. Tapi harus dengan cara bertahap kira kira setinggi 1,5 m sekaligus maka pasangan batu bata mudah roboh dan tidak rapi karena spesi pada pasangan batu bata masih basah. Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi ventilasi yang lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu bata terpasang beberapa lapisan. Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan tersebut. Oleh karena itu pasangan dinding harus diperhatikan
dengan kondisi yang ada pada gambar dan perencanaan.
Sambil menunggu beberapa lapisan yang sudah dipasangkan tersebut kering, bisa membuat stek atau tulangan kolom terlebih dahulu. Agar antar pasangan dinding dengan kolom menempel menjadi satu kesatuan yang kuat. Langkah langkah tersebut dilaksanakan secara berurut pada lapisan yang selanjutnya sampai
ketinggian dinding pada rumah yang akan dibangun.

a. Pekerjaan Pasangan Dinding
Dinding adalah bagian dari rumah yang berfungsi untuk pembeda ruangan, penahan beban atas, pengaman atau pelindung dari lingkungan, peredam suara, dan lain–lain. Namun dinding juga berfungsi seperti alat pengendali suhu. Seperti pengendali panas atau dingin, sesuai dengan kondisi ruangan yang ada.
Selain itu juga untuk keindahan ruangan dalam rumah maupun luar rumah. Dinding juga bisa dignakan untuk instalasi – instalasi seperti air, listrik dan lain – lain.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
Pasangan dinding adalah pasangan dinding yang terbuat dari pasangan batu bata atau bahan lainnya seperti batako dan juga yang dari bahan – bahan lainnya. Bahan yang dibuat dinding tersebut disusun secara vertical dan horizontal. Namun, pada proyek yang kami amati ini menggunakan pasangan batu bata yang mempunyai perbandingan agregat 1 : 8. Artinya adalah 1 PC (semen), 8 pasir dan air secukupnya.
Pelaksanaan pengadukan sama dengan cara pengadukan pada pasangan dinding trasram. Sebelum batu bata dipasangkan, batu bata harus dibasahi terlebih dahulu. Tapi batu bata tidak direndam, untuk mengeluarkan rongga – rongga udara yang ada di dalam batu bata. Kemudian batu bata dipasangakan di atas pasangan
dinding trasram secara horizontal terlebih dahulu. Setelah semua bagian bawah dipasangkan, kemudian lapisan kedua atau arah vertical diberi spesi terlebih dahulu dengan adukan agar ada zat perekat antar lapisan bawah dengan atasnya. Pemasangannya pun tidak boleh sejajar dengan bagian bawah secara berurutan.
Cara tersebut dikerjakan sampai ke lapisan yang selanjutnya sampai ketinggian kira-kira 1,5 meter. Setelah itu langsung dilakukan pengecoran kolom setinggi batu bata yang dibuat. Besoknya pasangan batu bata dilanjukan dan pengecoran juga dilanjutkan.

Gb. 14 Pasangan batu bata 1,5 meter Dan sudah dicor kolomnya
Pemasangan batu bata harus lurus dengan tiang pelurus. Jarak antar ketinggian dinding harus diperhatikan, agar pemasangan dinding rajin dan tidak berbelok – belok. Untukmemudahkan dalam mengerjakan itu semua, maka ada alat yang sangat sederhana dan mudah untuk dicari, yaitu dengan benang. Benang ditarik dari stek atau tulangan kolom yang satu menuju stek atau tulangan kolom yang satu lagi, atau dari ujung
ke ujung.
c. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
Kolom yang akan dibahas dalam sub bab ini adalah kolom yang terletak pada titik – titik pondasi. Proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah Cluster hingga sampai saat ini sudah hampir selesai, atau sampai pada pekerjaan finishing. Kolom ini terdiri dari 1 PC (semen), 2 pasir, 3 split (krikil) dan besi yang digunakan untuk tulangan kolom juga air secukupnya.
a. Pembesian Kolom
Dalam pembuatan kolom dibutuhkan perancah untuk menjaga supaya tulangan kolom tetap berdiri dan tidak
bergeser dari As-nya. Sebelum dilakukan pemasangan tulangan kolom, dilakukan pengukuran terlebih dahulu
dengan menggunkan alat lot untuk mencari As pada kolom. Dengan menggunakan benang ditarik pertemuan antar As bangunan sehingga ketemu titik pertemuan yang digunakan sebagai As kolom. As kolom ini berada di tengah – tengah dari dimensi kolom tersebut. Setelah ketemu As-nya, lalu pada bagian atas sloof diberi beugel/sengkang yang sudah diukur sesuai dengan ukuran kolom tersebut dan diikat dengan kawat bendrat. Beugel tersebut digunakan sebagai patokan dalam mendirikan tulangan kolom.
Tulangan kolom dipasang sebelum pemasangan sloof, agar bangunan lebih kuat dan awet. Tulangan kolom dibuat terlebih dahulu dengan ukuran yang sudah ditentukan.
b. Pemasangan Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat setelah tulangan kolom sudah didirikan dan ditata semuanya. Bekisting pada kolom ini diletakan di sisi – sisi kolom yang digunakan sebagai cetakan dalam pengecoran kolom. Bekisting kolom dibuat sesuai dengan ukuran dari kolom tersebut dan dibuat perkolom.
Pemasangan bekisting harus benar- benar tepat pada As kolom supaya bentuk kolom nantinya tidak miring. Dan dalam pembuatan bekisting harus kuat dalam menahan beton.
Sebelum pemasangan bekisting itu dirangkai menjadi satu, terlebih dahulu diolesi oli supaya permukaan
bekisting menjadi licin sehingga beton tidak lengket pada papan tersebut dan mudah dalam pelepasannya.
Pemasangan bekisting harus benar – benar rapat untuk
mencegah keluarnya adukan beton dari bekisting tersebut. Bekisting harus diberi perkuatan vertikal sehingga mampu manahan beton pada waktu pengecoran supaya bekistingtidak jebol.

Gb.15 Pemasangan Bekisting dan pengecoran Kolom
c. Pengecoran kolom
Setelah bekisting telah dipasang, kemudian langkah yang selanjutnya adalah pengecoran kolom. Pengecoran kolom ini dilakukan setelah bekisting kolom telah benar – benar terpasang, agar kolom yang dibuat awet dan tidak mengalami kegagalan atau kemiringan, dan kerusakan.
d. Pemasangan Kusen
Kusen pintu dan jendela adalah ventilasi yang sudah umum pada rumah. Ventilasi ini dibuat agar kondisi rumah tidak panas dan juga tidak terlalu gelap. Ventilasi ada yang terbuat dari kayu, beton, alumunium, besi dan bahan-bahan lainnya.
Cara pelaksanaannya dapat dilihat dalam uraian berikut ini :
1. Perakitan
Sebelum ventilasi dipasangkan, maka ventilasi
tersebut dirakit terlebih dahulu oleh tukang khusus.
Biasanya pemilik atau pembangun membeli ventilasi
yang sudah jadi. Sama dengan proyek yang telah
kami amati ini, agar menghemat waktu dan tenaga.
Jadi, tukang hanya tinggal memasangkan kusen
ventilasi yang sudah dipesan tersebut pada tempat
yang sudah disediakan.
2. Pemasangan
Setelah ventilasi sudah selesai dirakit dan siap untuk
dipasang, maka setelah itu tinggal memasangkan
bahan tersebut pada tempat yang telah disediakan.
Pada kaki dan bagian samping pintu dan ventilasi
dipasang paku, kemudian bagian tersebut dicor agar
ada gaya tarik pada kusen pintu yang disalurkan pada
tanah. Sedang bagian samping berguna untuk
menahan kekuatan pada ventilasi agar ventilasi tidak
bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan lebih awet,
yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit kedalam
lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari kusen pintu
pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat. Sehingga
pintu tidak bergoyang dan tidak mudah roboh.
Untuk menghemat biaya dan memudahkan dalam
pemasangan pintu, jendela dan ventilasi – ventilasi yang
lain, maka ventilasi dipasangkan setelah pasangan batu
bata terpasang beberapa lapisan. Atau mungkin
pemasangan batu bata disesuaikan dengan kondisi yang
ada dan bentuk atau model rumah yang dibangun.
Karena jika tidak disesuaikan terlebih dahulu maka harus
menjebol pasangan dinding yang telah dipasangkan
tersebut. Untuk itu pemasangan dinding harus
diperhatikan dengan kondisi yang ada pada gambar dan
perencanaan. Berikut adalah contoh singkat yang berupa
gambar dari penyesuaian ventilasi.
Pada kaki dan bagian samping pintu dipasang paku,
kemudian bagian kaki dicor agar ada gaya tarik pada
kusen pintu yang disalurkan pada tanah. Sedang bagian
samping dijadikan satu dengan kolom dan dinding yang
berguna untuk menahan kekuatan pada ventilasi agar
ventilasi tidak bergoyang. Ada cara yang lebih baik dan
lebih awet, yaitu dengan memasukkan kaki pintu sedikit
kedalam lantai. Agar gaya tarik yang disalurkan dari
kusen pintu pada lantai atau tanah lebih besar dan kuat.
Sehingga pintu tidak bergoyang dan tidak mudah untuk
roboh. Pada bagian atas dan bawah kusen pintu juga
diberi kupingan, guna untuk lebih memperkuat kusen
pintu agar tidak mudah bergoyang.
Bagian atas kusen pintu, pada pemasangan batu
bata biasanya secara berdiri. Agar pada bagian atas ada
kekuatan yang lebih besar untuk menahan pasangan
dinding di atasnya. Dan kekuatannya juga tidak langsung
menuju pada kusen pintu atau ventilasi. Tapi pada proyek
yang kami amati, bagian ini tidak dipasang secara
demikian, karena kekuatan bagian atasnya cukup kecil.
Hanya diberi plesteran trasram saja. Oleh karena itu
kusen pintu atau jendela mampu menahan kekuatan
bagian atas.
e.Pekerjaan Ring Balok
Pada proyek pembangunan Perumahan Nusa Indah
Cluster yang kami amati, mempunyai perbandingan
agregat 1 : 2 : 3, yang berarti 1 PC (semen), 2 pasir dan 3
split (krikil) dan juga air secukupnya.
a. Pemasangan Bekisting Balok
Sebelum dipasang tulangan balok, terlebih dahulu
dibuat bekisting balok sesuai dengan dimensi dari
balok – balok tersebut. Pembuatan bekisting ini
dikerjakan oleh tukang kayu dengan menggunakan
papan dan kayu. Bentuk bekisting ini sama dengan
bekisting kolom tetapi hanya menggunakan tiga sisi,
yaitu sisi bawah, kanan dan kiri balok. Pembuatan
bekisting balok dilakukan di bawah kemudia satu
persatu dipasang di atas. Dalam satu bentang balok
digunakan schafolding di kiri dan kanan untuk
menyangga balok tersebut.
Bekisting pada balok harus mampu menahan
gaya yang dihasilkan oleh adukan beton nantinya. Jika
tidak kuat, maka bekisting tersebut akan dilepas dan
balok tidak jadi. Selain itu, bekisting ini harus rapat
supaya beton yang dituangkan pada balok tidak bocor.
Dalam pembuatan bekisiting balok harus
diperhatikan terhadap tebal plat lantai. Maksudnya
tinggi bekisting balok terutama bagian tengah dan
bagian yang akan dilewati oleh plat lantai harus diukur
dari tinggi balok tersebut dikurangi tebal plat lantai
tersebut.
Tinggi bekisting balok biasanya disamakan
dengan dasar bekisting pada plat lantai. Kecuali untuk
lantai yang mempunyai elevasi lebih rendah dari yang
lain. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam plat lantai.
Pada bagian balok tepi, bekisting yang berada di tepi
balok tingginya dibuat sama dengan tinggi balok. Jika
terlanjur dibuat sama dengan yang lain, maka
dibuatkan tambahan papan bekisting supaya lebih
tinggi sesuai dengan dimensi balok tersebut atau
dalam istilah lapangan kupingan.
b. Pengecoran Ring Balok
Pengecoran balok bersamaan dengan plat lantai.
Hal ini dilakukan karena pekerjaan balok dan plat
lantai harus menjadi suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Sehingga setelah pekerjaan tulangan
balok selesai dilanjutkan dengan perakitan tulangan
plat lantai baru kemudian dilakukan pengecoran.
Namun agar memudahkan dalam pekerjaan dinding,
ring balok dikerjakan setelah pasangan batu bata
selesai dikerjakan hingga sampai kering. Agar tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pekerjaan dinding dan ring balok.

Gb. 16 Pengecoran Ring Balok
f. Pekerjaan Plesteran
Plesteran digunakan agar dinding tidak kedap air, karena
jika air masuk kedalam pasangan batu bata, maka dinding
menjadi lemah dan dapat dengan mudah untuk roboh.
Plesteran biasanya dikerjakan sebelum pekerjaan atap, ada
juga plesteran yang dibuat setelah semua pekerjaan
terselesaikan sampai pekerjaan atap. Tergantung pada
pemilik rumah, karena selera setiap orang berbeda – beda.
Ada yang meminta agar dinding diberi plester, ada juga
dinding yang tidak menggunakan plesteran.
Pada pangamatan proyek ini, setiap rumah diberi
plesteran. Karena setiap dinding akan diberi warna
menggunakan cat untuk menghias rumah. Plesteran ini
menggunakan perbandingan 1 : 4, yang berarti 1 PC (semen)
dan 4 pasir dan air secukupnya.
a. Pengadukan
Material atau bahan seperti semen dan pasir diaduk
terlebih dahulu. Cara pengadukan menggunakan alat
yang sangat sederhan, yaitu cangkul, dan ember. Pasir
ditumpuk atau dibuat seperti gunung, atau dibuat seperti
kerucut agar cara pengadukan mudah. Setelah itu, bagian
yang atas atau puncak diambil tapi tidak dibuang. Namun
disebarkan di bagian pinggir tumpukan sampai merata.
Karena bagian yang diambil tersebut digunakan untuk
menaburkan semen secukupnya.
Setelah semen di taburkan, kemudian semen dan
pasir tersebut diaduk kembali sampai tercampur merata.
Setelah campuran merata, kemudian bagian atas atau
puncak di ambil kembali seperti pada bagian pasir tadi.
Kemudian bagian tersebut dituangkan air secukupnya
untuk mencampurkan kedua bahan tersebut lebih merata.
Ketiga bahan tersebut diaduk terus sampai campuran
tersebut terlihat seperti campuran yang akan dipasang
pada dinding.
b. Pemasangan Plester
Pemlesteran dipasang setelah campuran selesai
diaduk, agar pemlesteran capat, mudah dan menghemat
tenaga. Maka pemlesteran trasram tersebut dikerjakan
oleh beberapa tukang.
Setelah adukan selesai, maka ada kenek yang bekerja
memberikan campuran tersebut kepada tukang yang
bekerja memlester atau memopok dinding. Pemlesteran
trasram dikerjakan setelah pasangan dinding batu bata
cukup kering agar saat pemlesteran trasram dinding tidak
roboh atau mengalami kemiringan. Setelah pemlesteran
trasram selesai, kemudian dinding siap untuk diplester
halus atau biasa dengan istilah aci.

Gb.17 Pekerjaan Plesteran yang sudah selesai
 Pekerjaan Acian
Acian adalah penghalusan dinding setelah plesteran
selesai dikerjakan, yang berarti penghalusan dinding. Setelah
dinding menjadi halus, maka dinding siap untuk dicat atau
dihias sesuai dengan keinginan.
Acian yang telah kami amati ini, acian tersebut
mempunyai perbandingan agregat 1 : 7, yang berarti 1 PC
(semen), 7 pasir dan air secukupnya. Pertanyaannya,
mengapa menggunakan agregat tersebut? Jawabannya
karena plesteran tersebut digunakan agar dinding menjadi
halus. Oleh karena itu hasur menggunakan pasir yang cukup
banyak dan air secukupnya. Dan semen tersebut sebagau
bahan perekat antar plesteran trasram dengan plesteran atau
laci. Jadi antar plesteran trasram dan plesteran ada
perbedaannya dan mempunyai fungsi sendiri – sendiri.
Cara pelaksanaan dan pengaduka plesteran hampir
sama dengan plesteran trasram, namun menggunakan skala
yang lebih kecil. Karena alat – alat yang digunakan lebih
sederhana dari plesteran trasram, seperti cetok, sugu dan
ember. Setelah adukan selesai, kemudian adukan tersebut
dipasang pada dinding yang sudah diberi plesteran trasram.
Cara pemasangan dikerjakan dengan menempelkan adukan
pada dinding dengan cara seperti meraba, namun
menggunakan sugu dan diratakan sampai plesteran menjadi
halus. Setelah dinding diplester atau menjadi halus,
kemudian dinding siap untuk dicat atau dihias sesuai dengan
keinginan.

Jumat, 29 Maret 2013

PEKERJAAN PONDASI
Hal-hal yang diuraikan pada bab ini
adalah :
1. Pengertian,
2. Persyaratan pondasi
3. Jenis pondasi bangunan
4. Pelaksanaan pekerjaan pondasi

3.1. Pengertian
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung
diatas permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur
bangunan bawah yang disebut pondasi. Pondasi adalah bagian
dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari
bangunan dan meneruskannya ke tanah dibawahnya. Untuk
membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada
umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah
lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai
daya dukung yang baik, oleh karena itu dasar pondasi tidak
boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. untuk menjamin
kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang
cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada
kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai
mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah
untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah
dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah
terusik, sama sekali akan berubah sifat maupun kekuatannya.
Apabila dasar pondasi mempunyai lebar yang lebih kecil,
maka daya dukung pondasi tersebut juga kecil dan lebih mudah
amblas kedalam lapisan tanah dibawahnya. Sebaliknya jika
sebuah pondasi mempunyai lebar alas yang lebih besar, maka
daya dukung pondasi tersebut semakin besar pula, sehingga
tidak mudah amblas ke dalam lapisan tanah dibawahnya.
Dengan kata lain, makin berat beban bangunan yang harus
didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan
dan makin lebar pula dasar pondasinya.

3.2. Persyaratan Pondasi
Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus
diperhatikan :
1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan
harus diletakkan pada lapisan tanah asli yang keras
2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada
tanah keras dan sebagian lagi pada tanah lembek.
3. Pondasi harus dipasang menerus dibawah seluruh
dinding bangunan dan dibawah kolom kolom yang berdiri
bebas.
4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi pondasi
tersebut harus dirangkaikan satu dan lainnya dengan
balok pengikat (balok, sloof, kopel)
5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada
didalam tanah dan kuat menahan gaya-gaya yang
bekerja padanya, terutama gaya desak.
6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi
untuk seluruh panjang pondasi dasarnya harus tetap
diletakkan pada kedalaman yang sama.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkal dengan
menggunakan batu belah dengan bentuk pondasi plat lajur.
Pondasi ini sedalam 60cm dan dengan campuran 1:3:10.

Gb. 7 Detail Pondasi

3.3. Jenis Pondasi Bangunan Gedung Sederhana
Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu pondasi langsung dan pondasi tak langsung. Pondasi
langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan
tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras
melebihi 1 meter (Tamrin, 2008).
a) Pondasi langsung
Konstruksi dari pondasi langsung dapat berupa pondasi
batu belah/ kali, pondasi batu bata, pondasi beton bertulang,
pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof.
Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding
tembok diatasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk
memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena
daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil
dari daya dukung pasangan pada pondasi. Untuk pondasi
langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata, dan
beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun
trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi
kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.
b) Pondasi Tak Langsung
Konstruksi Pondasi Tak Langsung digunakan bila lapisan
tanah yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan
tanah. Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak langsung

adalah dengan perantaraan konstruksi pondasi tak langsung
tersebut beban bangunan dipindahkan ke lapisan tanah
dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan dimana
lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar
matahari dan air sampai cukup dalam dan lapisan tanah yang
mempunyai daya dukung besar cukup dalam, bila konstruksi
pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan
pekerjaan dan tidak efisien. Terdapat bermacam-macam
jenis konstruksi pondasi tak langsung, diantaranya pondasi
umpak, gabungan pondasi plat kaki dan umpak, pondasi
sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang pancang.

3.4. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pondasi terdiri dari
beberapa kegiatan, diantaranya :
a) Mempersiapkan bahan serta bowplank untuk posisi
penempatan. Bowplank yang digunakan adalah terbuat dari
papan kayu.
b) Menggali tanah sesuai dengan bentuk pondasi yang akan
dibuat. Penggalian tanah ini dikerjakan dengan tenaga
manusia karena tidak terlalu dalam hanya sedalam 60cm
saja.
Penggalian tanah pada umumnya sedalam 1 meter
dengan volume 105,73m

Gb. 8 Foto Penggalian Tanah

c) Pemasangan Anstamping/pasangan batu kosong.
Pemasangan ini setinggi 20cm setelah itu diurug dengan
tanah padas dan disiram air hingga padat.
d) Pasangan batu belah dan tulangan kolom. Pada saat
pemasangan batu belah sudah mencapai ± 40cm sebaiknya
tulangan segera dipasang agar lebih kuat. Dan besar dari
tulangannya besarnya 10mm (diameter). Namun dalam
pembangunan proyek ini tulangan kolom dipasang
bersamaan dengan tulangan sloof.
e) Menutup lubang yang tersisa dan dipadatkan. Karena tanah
yang digunakan sudah baik maka tidak perlu mengganti
tanah urugnya lagi.cukup ditutup dengan tanah galian tadi
dan sisanya disisihkan terlebih dahulu jikalau nantinya
mungkin terpakai.

Gb.9 Pondasi Batu Kali
f) Pemasangan tulangan Kolom dan Sloof. Tulangan ini
dipasang setelah pondasi selesai. Dan pemasangannya tidak
sampai menyentuh pondasi/mengambang agar adukan bisa

masuk. Ukuran dari tulangan kolom dan sloof sama yaitu 10
cmX10 cm.

Gb.10 Pemasangan Tulangan Kolom dan Sloof
g) Pengecoran Sloof. Untuk pengecoran Sloof ini pihak yang
bersangkutan menggunakan adukan dengan racikan 1:2:3
dengan menggunakan koral ukuran 1-2. Sebelum dicor pada
bagian pinggir-pinggir kolom dipasang Bekisting (papan
kayu).

Gb. 11 Pemasangan Bekisting

h) Pekerjaan sloof
 Pemasangan Tulangan.
Pada pekerjaan pembesiaan sloof mula-mula dipasang
tulangan pokok sesuai dengan gambar rencana, dimana
tulangan sloof dikaitkan dengan tulangan kolom yang
tertanam di pondasi. proses merangkai tulanagannya
dikerjakan pada tempat perletakan sloofnya. Pada umunya,
pekerjaan sloof di proyek bangunan gedung sederhana
menggunakan sloof dengan ukuran 15x20 cm dengan
tulangan besi polos 4 Ø12 mm dan beugel Ø6 mm dengan
jarak selang 15cm.

Gb. 12 Detail Sloof
 Proses Bekesting
Setelah penulangan selesai,maka dilanjutkan dengan
pekerjaan bekesting. Sebelum bekesting yang sudah dibuat
dipasang, terlebih dahulu tulangan kolom didirikan atau
dibuat. Tulangan sloof pada tulangan,agar tulangan sloof
terselimuti oleh beton pada saat proses pengecoran.dan
bekesting ini disesuaikan dengan bentuk sloof yang ada
dengan menggunakan kayu multiplek.

Gb. 13 Foto Sloof yang masih dalam cetakan bekisting
 Pengecoran Sloof
Setelah pekerjaan bekesting selesai ,maka bisa
dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran sloof yang
sebelumnya dilakukan pengecekan ulang pada bekesting dan
penulangan serta tidak lupa memberi beton decking yang
sering disebut “beton tahu” ,sehingga pada saat pengecoran
tidak terjadi pengeseran dan antara bekesting dengan
tulangan tidak menempel. Serta jangan lupa menegakkan
tulangan kolom sesuai rencana untuk mempermudah
pekerjaan berikutnya, sebelum terlanjur dilakukan
pengecoran pada sloof.

 Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting pada sloof lebih cepat dan
mudah dibandingkan dengan pembongkaran pada pekerjaan
kolom,balok.pembongkaran pada sloof dilakukan setelah
beton itu mengering pada umur 3 hari. Setelah dilakukan
pembongkaran lakukan penyemprotan serta menimbun atau
mengurug kembali dengan tanah pada lubang di antara
perletakan sloof.

Senin, 25 Maret 2013


PEKERJAAN PERSIAPAN

Hal-hal yang diperlukan dalam
pekerjaan persiapan dan akan diuraikan
pada bab ini antara lain :
1. Persiapan lahan,
2. Pengukuran dan pematokan,
3. Bangunan sementara
4. Sumber listrik dan air
5. Persiapan bahan
6. Persiapan alat
7. Persiapan tenaga kerja
8. Persiapan dana

2.1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimaksudkan agar dalam melaksanakan pekerjaan selanjutnya tidak mengalami gangguan-gangguan yang dapat merugikan dan memperlambat kerja proyek ini. Dalam persiapan lahan dalam pembanguna perumahan ini dimulai dengan mengurug tanah sawah yang akan digunakan sebagai bangunan dengan tanah padas dan pelaksanaannya dilakukan dengan tenaga mesin yang selanjutnya dengan tenaga
manusia.
Dalam persiapan setelah ini dilakukan pembersihan lahan yang dimana lahan ini harus bersih serta rata karena ini sangat mempengaruhi dalan pengukuran serta tahap penggalian tanah.Serta menentukan titi-titik tempat yang akan digunakan untuk pembangunan rumah-rumahnya. Dalam persiapan ini pihak yang bersangkutan menata tempat-tempat untuk jalan proyek serta tempat material seperti pada gambar berikut :

Gambar 1 : Jalan Proyek


Gb.2 Persiapan Lokasi tanah Bangunan
Lokasi yang akan dibangun perumahan harus diratakan dan dibersihkan dari rumput liar, dan jenis sampah yangdapat mengganggu kestabilan tanah dari unsur-unsur yang bisa membusuk, sehingga tidak terjadi penurunan tanah akibat pembebanan, kemudian dilanjutkan dengan perataan tanah di lokasi yang akan dibangun dengan menggunakan alat berat. supaya tidak menggangu jalannya proyek.
Pembersihan lapangan ini dimaksudkan supaya ketika proyek berlangsung tidak akan mengalami gangguan-gangguan yang dapat merugikan dan menghambat jalannya proyek.

2.2. Pekerjaan pengukuran & pematokan
Pekerjaan pengukuran (uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis garis lurus yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang diperoleh dengan
menghubungkan titik titik hasil pengukuran. (Tamrin, 2008).
Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan ketepatan ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, karena itu setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.
Pekerjaan pengukuran dimulai dengan penentuan titik sumbu utama di lapangan, yang dijadikan dasar penentuan garis-garis dinding bangunan. Titik-titik sunbu tersebut sering kali disebut dengan “titik duga / titik acuan (bensmark). Dalam rangka menjaga keakuratan titik duga, maka titik duga harus
ditempatkan pada tempat yang mudah untuk dijadikan acuan pengukuran jarak maupun ketinggian, serta tidak mudah (tidak dapat) berubah posisi (goyah).Guna memenuhi hal tersebut, titik duga dapat dibuat antara lain dengan menggunakan bis beton atau pralon yang biasa digunakan untuk saluran, yang ditanam pada titik tertentu, sesuai kebutuhan, yang diisi dengan adukan spesi atai adukan beton dan diberi tanda paku dan cat
sebagaimana gambar …………..
Setelah adanya titik duga, pengukuran dapat dilanjutkan dengan menentukan as-as kolom utama, jarak antara dinding penyekat, elevasi lantai (±0,00) yang direncanakan, kedalaman pondasi. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan teliti dan tepat karena sangat menetukan lancarnya pekerjaan selanjutnya. Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain theodolith, waterpass, dan alat bantu lainnya.
Pengukuran tanah ini digunakan untuk mendapatkan titik-titik penting yang nantinya akan digunakan untuk pengukuran selanjutnya. Dalam pengukuran ini biasanya menggunakan alat theodolit dan waterpass supaya mendapatkan garis sesuai yang diinginkan.Sebaiknya dalam pengukuran tanh ini dilakukan oleh ahli dalam bidangnya, supaya memperkecil resiko kesalahan yang terjadi dalam pengukuran. Pekerjaan pengukuran dapat disertai atau dilanjutkan dengan pematokan / pemasangan bouwplank, yang sangat diperlukan dalam rangka menjaga dan mengontrol kembali posisi ukuran yang sudah dibuat di lapangan. Tanpa adanya patok
/bowplank ini, ukuran yang sudah dilaksanakan di lapangan sulit sekali untuk dicari atau di control kembali saat dibutuhkan, apalagi jika sebagian tanda-tanda pada as atau garis bangunan dihilangkan (dibuang) karena harus dikerjakan (contoh setelah diadakan galian tanah). Bouwplank merupakan pedoman tinggi dan jarak as-bangunan. Bouwplank dibuat dengan jarak sessuai dengan gambar dan as-asnya.
Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang terdiri dari pasangan papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan dan membentuk bidang datar (Tamrin, 2008).
Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan papan juga harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian
3. Hasil titik uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas
4. Sisi atas Bouwplank harus terletak satu bidang (horisontal) dengan Bouwplank yang lain.
5. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke dalam bangunan)
Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh
area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau
pertemuan bangunan. Titik titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding
tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok.
Untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketamrata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas bangunan biasanya dipasang pada kedudukan ±0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.

Gb.3 Pekerjaan Pemasangan Bowplank

2.3. Bangunan Sementara
Bangunan sementara merupakan suatu bangunan yang di bangun di dalam proyek atau juga bisa di luar proyek (jika lahan sempit) yang sifatnya sementara dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan proyek. Untuk menjaga kelancaran dan kemudahan serta keamanan jalannya proyek,
maka perlu adanya sarana-sarana penunjang yang harus dipersiapkan dalam suatu proyek, salah satunya adalah gudang material. Gudang material merupakan bangunan sementara yang berfungsi untuk menyimpan bahan atau material dan para pekerja serta alat-alat untuk keperluan proyek. Selain itu juga dibuat Ruang Direksi yang digunakan untuk konsultan Pengawas ataupun pihak-pihak CV saat istirahat ataupun ada tamu.

Gb.4 Gudang dan Ruang Direksi

2.4. Sumber Listrik dan Air
Mempersiapkan sumur-sumur untuk persediaan air untuk adukan spesi. Serta mempersiapkan listrik sementara sebelum listrik resmi dari PLN direkomendasi dan dipasang. Listrik sementara ini diambil atau diperoleh dengan menyalur listrik dari bengkel yang ada didepan tempat pembangunan proyek. Sumur-sumurnya disengaja dibuat banyak untuk tiap unit sudah terdapat sumur. Karena untuk rencana kedepan sumur-sumur ini akan digunakan untuk septiktank.

Gb.5 Sumur untuk Air Kerja

2.5. Persiapan Bahan / Material
Bahan material didatangkan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan (tidak terlalu cepat atau terlambat). Untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap cuaca seperti semen harus ditaruh di gudang material. Bahan material meliputi pasir, batu belah, semen (semen Gresik), kerikil, batu bata, kayu untuk bouwplank dan bekesting, dipersiapkan mulai awal pembangunan proyek. Akan tetapi untuk bahan-bahan seperti rangka baja ringan, gypsum, keramik, genteng beton tidak didatangkan pada awal pekerjaan persiapan, melainkan tepat sebelum pekerjaan itu dilakukan. Misalnya mendatangkan rangka baja ringan setelah pekerjaan dinding dilakukan.
Awalnya pihak yang bersangkutan membuat time schedule agar material yang ada tidak bertumpuk berlebihan di lokasi proyek. Setelah iti pihak pemborong mencari bahan-bahan yang berkualitas tapi dengan harga yang miring.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun proyek tersebut rata-rata diambil dari luar kota. Contohnya tanah padas yang digunakan untuk tanah urug diambil Kudus, pasir diambil dari Muntilan dan Cepu serta batu belah diambil dari daerah Pancur dan Sedan, koral atau kerikil-kerikil diambil dari Pancur juga.
Gb. 6 Persiapan Bahan

2.6. Persiapan Alat
Alat-alat yang digunakan untuk pembangunan proyek gedung sederhana adalah alat-alat sederhana yang biasa diperlukan dalam pembangunan rumah-rumah sederhana. Hanya untuk pengadukan spesi ini mengunakan molen kecil. Serta pada saat pengurugan menggunakan alat berat yang disewa di tempat pesewaan terdekat agar tidak menghabiskan banyak biaya untuk mobilisasi.
Alat yang dipilih dapat dilihat dari segi biaya dan segi produktivitasnya. Dalam memilih alat harus disesuaikan dengan volume pekerjaan, biaya dan segi waktu pelakasanaannya.
Hal-hal yang dapat dilakukan agar membantu dalam
persiapan alat, yaitu:
 Pemilihan jenis, jumlah dan kapasitas muatan.
 Mensurvei toko alat, atau persewaan alat.
Alat-alat yang biasa dipakai dalam pelaksanaan pembangunan proyek antara lain pesawat theodolit, waterpass, stamper, cangkul, sekop, linggis, ayakan, dan lain sebagainya.

2.7. Persiapan tenaga kerja
Setiap pekerjaan memerlukan ahli tersendiri, seperti pekerjaan kayu dikerjakan oleh tukang kayu, pekerjaan batu dikerjakan oleh tukang batu, dll. Jumlah tenaga kerja juga disesuaikan dengan besarnya suatu proyek. Setiap tukang dibawahi oleh mandor dan setiap mandor dibawahi oleh pelaksana (site Engineer).
SDM atau tenaga kerja yang digunakan dalam pembangunan gedung sederhana rata rata adalah sejumlah 30
pekerja untuk 1 blok rumah yang berjumlah 10 unit rumah. Yang terdiri dari 8 orang yang membawa adukan spesi, 8 orang tukang batu, 6 orang tukang kayu, 8 orang pekerja biasa.