Jumat, 29 Maret 2013

PEKERJAAN PONDASI
Hal-hal yang diuraikan pada bab ini
adalah :
1. Pengertian,
2. Persyaratan pondasi
3. Jenis pondasi bangunan
4. Pelaksanaan pekerjaan pondasi

3.1. Pengertian
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung
diatas permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur
bangunan bawah yang disebut pondasi. Pondasi adalah bagian
dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari
bangunan dan meneruskannya ke tanah dibawahnya. Untuk
membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada
umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah
lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai
daya dukung yang baik, oleh karena itu dasar pondasi tidak
boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. untuk menjamin
kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang
cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada
kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai
mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah
untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah
dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah
terusik, sama sekali akan berubah sifat maupun kekuatannya.
Apabila dasar pondasi mempunyai lebar yang lebih kecil,
maka daya dukung pondasi tersebut juga kecil dan lebih mudah
amblas kedalam lapisan tanah dibawahnya. Sebaliknya jika
sebuah pondasi mempunyai lebar alas yang lebih besar, maka
daya dukung pondasi tersebut semakin besar pula, sehingga
tidak mudah amblas ke dalam lapisan tanah dibawahnya.
Dengan kata lain, makin berat beban bangunan yang harus
didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan
dan makin lebar pula dasar pondasinya.

3.2. Persyaratan Pondasi
Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus
diperhatikan :
1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan
harus diletakkan pada lapisan tanah asli yang keras
2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada
tanah keras dan sebagian lagi pada tanah lembek.
3. Pondasi harus dipasang menerus dibawah seluruh
dinding bangunan dan dibawah kolom kolom yang berdiri
bebas.
4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi pondasi
tersebut harus dirangkaikan satu dan lainnya dengan
balok pengikat (balok, sloof, kopel)
5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada
didalam tanah dan kuat menahan gaya-gaya yang
bekerja padanya, terutama gaya desak.
6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi
untuk seluruh panjang pondasi dasarnya harus tetap
diletakkan pada kedalaman yang sama.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkal dengan
menggunakan batu belah dengan bentuk pondasi plat lajur.
Pondasi ini sedalam 60cm dan dengan campuran 1:3:10.

Gb. 7 Detail Pondasi

3.3. Jenis Pondasi Bangunan Gedung Sederhana
Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu pondasi langsung dan pondasi tak langsung. Pondasi
langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan
tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras
melebihi 1 meter (Tamrin, 2008).
a) Pondasi langsung
Konstruksi dari pondasi langsung dapat berupa pondasi
batu belah/ kali, pondasi batu bata, pondasi beton bertulang,
pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof.
Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding
tembok diatasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk
memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena
daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil
dari daya dukung pasangan pada pondasi. Untuk pondasi
langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata, dan
beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun
trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi
kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.
b) Pondasi Tak Langsung
Konstruksi Pondasi Tak Langsung digunakan bila lapisan
tanah yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan
tanah. Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak langsung

adalah dengan perantaraan konstruksi pondasi tak langsung
tersebut beban bangunan dipindahkan ke lapisan tanah
dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan dimana
lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar
matahari dan air sampai cukup dalam dan lapisan tanah yang
mempunyai daya dukung besar cukup dalam, bila konstruksi
pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan
pekerjaan dan tidak efisien. Terdapat bermacam-macam
jenis konstruksi pondasi tak langsung, diantaranya pondasi
umpak, gabungan pondasi plat kaki dan umpak, pondasi
sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang pancang.

3.4. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pondasi terdiri dari
beberapa kegiatan, diantaranya :
a) Mempersiapkan bahan serta bowplank untuk posisi
penempatan. Bowplank yang digunakan adalah terbuat dari
papan kayu.
b) Menggali tanah sesuai dengan bentuk pondasi yang akan
dibuat. Penggalian tanah ini dikerjakan dengan tenaga
manusia karena tidak terlalu dalam hanya sedalam 60cm
saja.
Penggalian tanah pada umumnya sedalam 1 meter
dengan volume 105,73m

Gb. 8 Foto Penggalian Tanah

c) Pemasangan Anstamping/pasangan batu kosong.
Pemasangan ini setinggi 20cm setelah itu diurug dengan
tanah padas dan disiram air hingga padat.
d) Pasangan batu belah dan tulangan kolom. Pada saat
pemasangan batu belah sudah mencapai ± 40cm sebaiknya
tulangan segera dipasang agar lebih kuat. Dan besar dari
tulangannya besarnya 10mm (diameter). Namun dalam
pembangunan proyek ini tulangan kolom dipasang
bersamaan dengan tulangan sloof.
e) Menutup lubang yang tersisa dan dipadatkan. Karena tanah
yang digunakan sudah baik maka tidak perlu mengganti
tanah urugnya lagi.cukup ditutup dengan tanah galian tadi
dan sisanya disisihkan terlebih dahulu jikalau nantinya
mungkin terpakai.

Gb.9 Pondasi Batu Kali
f) Pemasangan tulangan Kolom dan Sloof. Tulangan ini
dipasang setelah pondasi selesai. Dan pemasangannya tidak
sampai menyentuh pondasi/mengambang agar adukan bisa

masuk. Ukuran dari tulangan kolom dan sloof sama yaitu 10
cmX10 cm.

Gb.10 Pemasangan Tulangan Kolom dan Sloof
g) Pengecoran Sloof. Untuk pengecoran Sloof ini pihak yang
bersangkutan menggunakan adukan dengan racikan 1:2:3
dengan menggunakan koral ukuran 1-2. Sebelum dicor pada
bagian pinggir-pinggir kolom dipasang Bekisting (papan
kayu).

Gb. 11 Pemasangan Bekisting

h) Pekerjaan sloof
 Pemasangan Tulangan.
Pada pekerjaan pembesiaan sloof mula-mula dipasang
tulangan pokok sesuai dengan gambar rencana, dimana
tulangan sloof dikaitkan dengan tulangan kolom yang
tertanam di pondasi. proses merangkai tulanagannya
dikerjakan pada tempat perletakan sloofnya. Pada umunya,
pekerjaan sloof di proyek bangunan gedung sederhana
menggunakan sloof dengan ukuran 15x20 cm dengan
tulangan besi polos 4 Ø12 mm dan beugel Ø6 mm dengan
jarak selang 15cm.

Gb. 12 Detail Sloof
 Proses Bekesting
Setelah penulangan selesai,maka dilanjutkan dengan
pekerjaan bekesting. Sebelum bekesting yang sudah dibuat
dipasang, terlebih dahulu tulangan kolom didirikan atau
dibuat. Tulangan sloof pada tulangan,agar tulangan sloof
terselimuti oleh beton pada saat proses pengecoran.dan
bekesting ini disesuaikan dengan bentuk sloof yang ada
dengan menggunakan kayu multiplek.

Gb. 13 Foto Sloof yang masih dalam cetakan bekisting
 Pengecoran Sloof
Setelah pekerjaan bekesting selesai ,maka bisa
dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran sloof yang
sebelumnya dilakukan pengecekan ulang pada bekesting dan
penulangan serta tidak lupa memberi beton decking yang
sering disebut “beton tahu” ,sehingga pada saat pengecoran
tidak terjadi pengeseran dan antara bekesting dengan
tulangan tidak menempel. Serta jangan lupa menegakkan
tulangan kolom sesuai rencana untuk mempermudah
pekerjaan berikutnya, sebelum terlanjur dilakukan
pengecoran pada sloof.

 Pembongkaran Bekesting
Pembongkaran bekesting pada sloof lebih cepat dan
mudah dibandingkan dengan pembongkaran pada pekerjaan
kolom,balok.pembongkaran pada sloof dilakukan setelah
beton itu mengering pada umur 3 hari. Setelah dilakukan
pembongkaran lakukan penyemprotan serta menimbun atau
mengurug kembali dengan tanah pada lubang di antara
perletakan sloof.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar